Pamor dolar AS sebagai aset safe haven kalah dari yen



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kekhawatiran perlambatan ekonomi global akibat dampak negatif virus corona masih mempengaruhi investor untuk cenderung memilih yen sebagai aset safe haven daripada dolar Amerika Serikat (AS).

Alhasil, berdasarkan data Bloomberg, Kamis (27/2), pasangan mata uang USD/JPY masih melemah 0,27% ke 110,13.

Analis Global Kapital Investama, Alwi Assegaf mengatakan dolar AS cenderung melemah di hadapan yen karena di tengah tekanan virus corona, investor cenderung beralih ke yen sebagai aset safe haven.


Baca Juga: BI yakini dana asing akan kembali masuk ke pasar Indonesia

Wabah virus corona yang semakin menjalar ke berbagai negara pasar khawatirkan bisa mengganggu rantai pasokan global dan mengganggu perdagangan global. Hal ini bisa berujung pada pelemahan pertumbuhan ekonomi global.

Oleh karena itu, untuk menangkal perlambatan ekonomi global, bank sentral cenderung akan memangkas suku bunga acuannya, termasuk The Fed. "Ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed sebagai upaya menyelamatkan ekonomi AS dari resesi akibat virus korona membuat dolar AS melemah," kata Alwi, Kamis (27/2).

Meningkatnya kemungkinan The Fed menurunkan suku bunga acuannya juga membuat imbal hasil US Treasury bergerak turun dan mengurangi minat investor untuk memegang dolar AS. "Di tengah ancaman pelemahan pertumbuhan ekonomi global yang bisa mengarah ke resesi, investor lebih melirik yen sebagai aset safe haven," kata Alwi.

Baca Juga: Makin loyo, rupiah di pasar spot sudah menembus level Rp 14.000 per dolar AS

Alwi memproyeksikan pelemahan dolar AS masih akan terjadi pada perdagangan Jumat (28/2). Secara teknikal Alwi menganalisis indikator RSI berada di level 48 dimana posisi seller mendominasi. Indikator MACD meski berada di area positif tetapi sudah menunjukkan pola bearish divergent. Harga bergerak di bawah MA 10. Stochastic menunjukkan sinyal bearish corss over.

Alwi merekomendasikan sell untuk USD/JPY di rentang support 108,45-109,50 dan resistance 110,69-111,00.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati