Pamor emas kembali terangkat memanasnya suhu geopolitik dunia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konflik geopolitik yang melanda sejumlah kawasan global sepanjang bulan Oktober ini mengangkat kembali pamor emas sebagai aset safe haven.

Mengutip Bloomberg, harga emas kontrak pengiriman Desember 2018 di Commodity Exchange naik 0,38% ke level US$ 1.235,80 per ons troi pada Kamis (25/10) pukul 18.15 WIB. Dalam sepekan terakhir, harga emas dunia sudah naik 0,46%.

Tren kenaikan harga emas sebenarnya telah terlihat sejak awal bulan Oktober. Jika dihitung secara month to date (mtd), harga emas melonjak 3,31%.


Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menyampaikan, salah satu penyebab naiknya harga emas global adalah konflik geopolitik yang melibatkan Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi pasca peristiwa pembunuhan Jamal Khashoggi, jurnalis yang menjadi koresponden Washington Post.

Kasus ini sebenarnya telah bergulir sejak awal Oktober. Sampai sekarang, belum ada kepastian penyelesaian kasus tersebut terlepas dari potensi pemberian sanksi oleh AS kepada Arab Saudi.

Di samping itu, AS kembali terlihat konflik dengan Rusia. Hal ini terjadi setelah Presiden Donald Trump berencana menarik AS keluar dari perjanjian senjata nuklir dengan Rusia. “AS menganggap Rusia lalai dan melakukan penyalahgunaan pengembangan senjata nuklir,” ujar Ibrahim, Kamis (25/10).

Konflik yang mengangkat harga emas tidak berhenti di situ. Harga komoditas ini juga dipengaruhi masalah defisit anggaran Pemerintah Italia dan perundingan perjanjian Brexit yang masih menemui jalan buntu.

Gejolak pasar saham global yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir juga menjadi katalis positif bagi harga emas. “Selain dampak ekspektasi kenaikan Fed Fund Rate, saham-saham AS tumbang di tengah ketidakpastian perang dagang,” kata Ibrahim.

AS sendiri dianggap mulai melupakan perang dagang seiring munculnya konflik geopolitik baru dengan Arab Saudi dan Rusia. Para pelaku pasar tetap mengkhawatirkan hal tersebut mengingat perang dagang pada dasarnya belum selesai.

Ibrahim memperkirakan, selama konflik-konflik tersebut belum menemui titik terang, harga emas masih akan berada dalam tren kenaikan. Apalagi, bulan depan akan berlangsung perayaan Diwali yang otomatis mendorong permintaan emas.

Secara teknikal, Ibrahim menyebut, bollinger band moving average (MA) 40% di atas bollinger tengah. Indikator stochastic 70% di area positif, MACD 60% di area positif, namun RSI 60% di area negatif.

Menurutnya, besok (26/10) harga emas dunia akan bergerak di kisaran US$ 1.224,50—US$ 1.240,30 per ons troi sedangkan dalam sepekan berada di rentang US$ 1.216,60—US$ 1.245,00 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat