Pamor emas kian memudar



JAKARTA. Setelah menguat empat hari berturut-turut, harga emas kembali terkoreksi. Spekulasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed mengintai pergerakan si kuning.

Di pasar spot Kamis (11/6) pukul 14.57 WIB, harga emas kontrak pengiriman Agustus 2015 mencapai US$ 1.182,8, turun tipis sebesar 0,32% ketimbang sehari sebelumnya. Sebaliknya, berdasarkan situs resmi PT Aneka Tambang Tbk, www.logammulia.com, harga emas batangan senilai Rp 555.000 per gram, naik Rp 2.000 dari hari sebelumnya.

Alwi Assegraf, analis PT SooGee Futures, menjelaskan, sejak awal pekan, harga emas sempat menguat. Ini dampak pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama yang menyebut dollar AS yang terlalu kuat juga tidak bagus bagi perekonomian AS. Dollar AS seketika terdepresiasi, sedangkan emas terangkat.


Meskipun kemarin, indeks dollar sudah kembali menguat. Lalu, proposal pembayaran utang Yunani tidak disetujui oleh anggota Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional alias International Monetary Fund (IMF).

"Ini menyebabkan para investor mencari aset lindung nilai, salah satunya emas," ujar Alwi. Namun, penguatan harga tak bertahan lama, analis PT Esandar Arthamas Berjangka Tonny Mariano bilang, harga emas turun karena investor melakukan aksi ambil untung.

Kemarin kepemilikan emas di reksadana berbasis emas terbesar SPDR Gold Trust terkikis 0,2% dari hari sebelumnya ke level 704,22 metrik ton. Angka ini menjadi level terendah sejak September 2008. "Data tersebut sebagai cerminan dari sentimen secara keseluruhan di perdagangan emas," tutur Tonny.

Artinya, pamor emas kian memudar. Di sisi lain, data World Gold Council memperlihatkan, persediaan emas dunia terkoreksi dari posisi bulan Februari 2015 sebanyak 31.977,6 metrik ton menjadi 31.949 metrik ton per Juni 2015. "Masih ada peningkatan permintaan industri atas emas," imbuh Tonny.

Menurut Tonny, kasus Yunani yang dapat menaikkan harga emas dibatasi ekspektasi terkereknya bunga The Fed. Hari ini, ia menebak harga emas bergerak di US$ 1.168-US$ 1.190. Sedangkan sepekan ke depan di US$ 1.150-US$ 1.200 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie