Pamor perak redup di 2015



JAKARTA. Pergerakan harga perak terseret mengikuti penurunan yang dialami semua komoditas logam mulia. Tekanan terbesar sepanjang tahun ini datang dari spekulasi kenaikan suku bunga The Fed.

Mengutip Bloomberg, Kamis (31/12) pukul 10.50 WIB harga perak kontrak pengiriman Maret 2016 di Commodity Exchange menguat 0,65% ke level US$ 13,93 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Namun dalam sepekan terakhir harga perak merosot 3,06%. Serta sepanjang tahun ini harga sudah tergerus 11,72%.

Dipaparkan Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures penurunan harga perak memang mengikuti harga emas dunia. Sebabnya, sebagai salah satu komoditas logam mulia yang juga berperan sebagai safe haven, harga terkikis berkurangnya minat pasar karena tersedot pamor USD yang perkasa.


“Tahun 2015 itu tahun yang sulit karena inflasi meningkat dan USD lebih menarik dengan iming-iming imbal hasil yang lebih tinggi,” papar Putu.

Puncaknya pada 14 Desember 2015 lalu, ketika pasar menanti pertemuan FOMC akan kenaikan suku bunga harga perak terlempar ke level terendahnya di posisi US$ 13,69 per ons troi. Itu merupakan level terendahnya sejak Agustus 2009.

Sedangkan berharap dari permintaan China rasanya sulit jika mengingat ekonomi Negeri Tirai Bambu bergelut dengan perlambatan yang kronis. Mengharapkan dari Eropa pun tidak jauh berbeda, karena ekonomi yang dipimpin Mario Draghi itu belum keluar dari resisinya.

Harga hanya sempat menyentuh level tertingginya di awal tahun pada 22 Januari 2015 ketika The Fed menunda kenaikan suku bunganya pada akhir tahun 2014 lalu. “Saat itu harga komoditas memang melambung tapi tidak bertahan lama sebelum akhirnya terus menukik,” kata Putu.

Saat itu harga menyentuh level US$ 15,78 per ons troi atau tertinggi sejak September 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto