KONTAN.CO.ID - JAKARTA.
Value stock kembali dilirik oleh investor. Menurut pemberitaan Kontan sebelumnya, manajer investasi melihat adanya kecenderungan perpindahan dana dari
growth stock ke
value stock.
Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menjelaskan,
growth stock umumnya dipersepsikan sebagai saham dari emiten yang sedang memiliki pertumbuhan baik dari sisi penjualan ataupun pendapatan. Sementara itu,
value stock adalah saham dari emiten yang dipersepsikan murah karena harga saham di bawah harga intrinsiknya. Murah yang dimaksud bisa dilihat dengan rasio
price earning ratio (PER) atau
price book value (PBV) yang lebih rendah dari rata-rata industri sejenis atau dari nilai historis.
"Di satu sisi saham ini menarik dalam jangka panjang tapi di sisi lain umumnya saham menjadi murah ada alasannya. Bisa jadi ekonomi yang kurang baik atau katalis negatif dari regulasi," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (10/9).
Baca Juga: Punya valuasi paling menarik, Henan Putihrai jadikan saham TOWR top pick Ia menambahkan,
value stock umumnya untuk investasi jangka panjang karena menunggu nilainya dilihat kembali oleh investor sehingga harganya bisa naik. Risikonya, bisa jadi harga sahamnya tidur dalam jangka waktu lama. Sementara itu,
growth stock umumnya emiten yang baru bertumbuh dengan harapan tren tersebut akan berlanjut. Apabila katalisnya berhenti, sahamnya tidak akan bergerak atau bahkan terkoreksi. Ia mencontohkan, saham-saham nikel sempat dipersepsikan menjadi
growth stock karena sentimen pabrik baterai listrik. Adapun untuk saat ini, persepsi investor lebih kepada saham bank digital dan teknologi. Oleh karena itu, keduanya masuk sebagai
growth stock karena ekspektasi peningkatan pendapatan di masa yang akan datang. Umumnya saham-saham
growth stock memang akan memiliki valuasi yang luar biasa mahal, sehingga potensi koreksi bila diterpa katalis negatif sangat besar. "Sebagian investor bisa saja melakukan
profit taking dan diversifikasi melirik saham-saham yang masuk ke
value stock," imbuhnya.
Beralih ke value stock
Analis Sucor Sekuritas Indonesia Hendriko Gani menambahkan, tren perpindahan itu memang terjadi. Sepengamatannya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kisaran bulan Juli dan Agustus banyak ditopang sektor teknologi dan bank digital.
Baca Juga: Penjualan eceran membaik, berikut saham-saham yang bisa dilirik Akan tetapi, saham di dua sektor itu cenderung mengalami koreksi akhir-akhir ini. Adapun pergerakan IHSG saat ini lebih banyak ditopang oleh saham-saham
blue chips dan saham-saham di sektor batubara, walau memang masih dalam tahap awal. Hendriko mencermati, peralihan dari
growth stock ke
value stock yang terjadi saat ini tidak terlepas dari kenaikan harga yang sudah tinggi. Sekadar informasi, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, sektor teknologi sudah menguat hingga 795,33% sejak awal tahun atau
year to date (ytd). "Itu menjadi salah satu pertimbangan investor apakah benar masih bisa bertumbuh lagi lebih tinggi," ujarnya kepada Kontan, Jumat (10/9). Kenaikan tersebut akan memicu valuasi yang terlalu tinggi, sehingga investor cenderung tidak yakin dan melepas kepemilikannya atau cenderung
wait and see. Di sisi lain,
value stock memang tidak memiliki kenaikan harga yang setinggi
growth stock, akan tetapi menawarkan valuasi yang murah. Melihat adanya tren yang berubah saat ini, Hendriko mengungkapkan
growth stock maupun
value stock tetap memiliki prospek dan risiko masing-masing. Yang jelas, apabila investor tetap memilih
growth stock, investor perlu memastikan bahwa valuasi saham-sahamnya tidak terlalu tinggi.
Ia pun cenderung menjagokan saham-saham
digital banking seperti PT Bank Neo Commerce Tbk (
BBYB), PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (
AGRO), dan PT Bank Jago Tbk (
ARTO). Kendati harga sahamnya belum akan naik signifikan dalam waktu dekat, ketiga saham itu memiliki potensi dalam beberapa tahun ke depan. Sepengamatannya, industri bank digital masih cenderung baru di Indonesia. Jika ingin berhasil, bank digital perlu ditopang oleh ekosistem yang mendukung. "Dari banyak digital bank, saya melihat cukup yakin untuk tiga itu yang bisa bertahan," ungkapnya. Untuk investor yang tertarik
value stock, bisa memanfaatkan momentum ini dengan
hold atau menambah porsinya. Adapun saham yang menurutnya menarik ada PT Astra International Tbk (
ASII), PT United Tractors Tbk (
UNTR), serta saham-saham perbankan yang mayoritas masih diperdagangkan di valuasi yang menarik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi