Pan Brothers (PBRX) proyeksikan mampu pasok TPT ke pasar global jadi 10% di 2030



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tekstil, PT Pan Brothers Tbk (PBRX) akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya pemerintah Indonesia memasok peningkatan kebutuhan Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) ke dunia di tahun 2030. 

Sebelumnya, Kamar Dagang Indonesia (Kadin) memproyeksikan pada 2030 Indonesia bakal jadi pemasok 5% TPT untuk kebutuhan global atau setara dengan US$ 48,2 miliar. Adapun di 2018, Indonesia baru memenuhi kebutuhan tekstil dunia sebesar 1,7% saja atau US$ 13,2 miliar. 

Baca Juga: PBRX Pasang Target Pertumbuhan Penjualan 2020 Hingga 15%


Vice Chief Executive Officer Pan Brothers, Anne Patricia Sutanto menyatakan sejalan dengan hal tersebut Pan Brothers memproyeksikan mampu memasok kebutuhan TPT global menjadi 10% di 2030 dari yang saat ini hanya 5% saja. 

"Hal ini bisa diproyeksikan dari adanya shifting bisnis tekstil dunia yang awalnya berpusat di China menjadi ke beberapa negara yakni Vietnam, Bangladesh, dan Indonesia," jelasnya saat ditemui Kontan.co.id di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (18/12). 

Anne menceritakan dari 7 sampai 8 tahun yang lalu Pan Brothers sudah memproyeksikan adanya shifting pusat tekstil dari China ke negara lain terkhusus Indonesia. Pan Brothers melihat dari beberapa hal salah satunya dengan China yang  memproyeksikan Gross Domestic Bruto (GDP) perkapita bisa tumbuh sangat tinggi.

Baca Juga: Adhi Commuter Properti: Hunian berkonsep TOD diminati pasar

Kemudian terbukti dengan market share TPT China 8 tahun belakang yang awalnya pangsa pasarnya 50% ke dunia mulai turun menjadi 31% di 2018. Lewat fenomena tersebut, Pan Brothers sudah melakukan sejumlah ikhtiar untuk mengikuti laju perkembangan tekstil dunia yang akan berpindah ke negara Asia lainnya.

Emiten berkode saham PBRX di Bursa Efek Indonesia ini terus berupaya meningkatkan working capital dengan melakukan rights issue di 2011 sampai 2014 untuk memperkuat modal. Adapun di penghujung 2017 perusahaan juga merilis obligasi korporasi untuk kebutuhan ini. 

Anne bilang seluruh aksi korporasi yang dilakukan Pan Brother untuk menguatkan modal kerja untuk demi upgrading mesin. Setiap tahunnya Pan Brothers selalu menganggarkan belanja modal sebesar US$ 7 juta hingga US$ 8 juta untuk meningkatkan kinerja mesin di luar pembangunan pabrik. 

Baca Juga: Pan Brothers (PBRX) targetkan pertumbuhan penjualan 10%-15% tahun depan

Adapun di tahun ini Pan Brothers juga menganggarkan belanja modal sebesar US$ 11 juta sampai US$ 12 juta untuk prototyping industry 4.0 ke beberapa pabrik yang dianggap siap.

Nah, di 2020 nanti Anne menyatakan komitmen untuk terus meningkatkan otomatisasi, digitalisasi, dan up skilling di seluruh lini personal yang ada dalam menyongsong laju industri 4.0 dengan menyiapkan capex sebesar US$ 15 juta. 

Anne bilang mayoritas digunakan untuk mengoptimalisasi shift dengan meningkatkan dari yang hanya satu shift menjadi dua shift. "Kami mau membangun seluruh pabrik bisa dua shift adapun kalau berhasil kami akan bangun jadi tiga shift," ujarnya. 

Baca Juga: Pan Brothers (PBRX) siapkan belanja modal US$ 15 juta buat 2020

Anne menyatakan upaya Pan Brothers selain melakukan otomasi, Pan Brothers juga akan mengakuisisi sistem Radio frequency identification (RFID) flow sebagai software platform. Anne menjelaskan sistem tersebut akan menghubungkan seluruh data dari 25 pabrik milik Pan Brothers.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .