JAKARTA. PT Pan Brothers Tbk (PBRX) telah menyiapkan berbagai langkah ekspansi demi menggenjot kinerja. Selain mengembangkan bisnis ritel, perusahaan yang berbasis di Jawa Tengah ini bersiap mendirikan anak usaha baru di sektor ritel pakaian.Iswardeni, Corporate Secretary PBRX, mengatakan, Pan Brothers berupaya mendekat ke pasar dan pelanggan di Indonesia supaya bisa mendorong pertumbuhan penjualan. "Selain mengembangkan pelanggan yang sudah ada, kami menambah pelanggan strategis baru dalam jangka panjang," katanya, Kamis (17/5).PBRX adalah perusahaan yang bergerak di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT), terutama produksi garmen atau pakaian jadi. Sebagian besar produk perusahaan ini diekspor dengan tujuan utama Amerika Serikat, Eropa, Kanada, Jepang, Australia, juga beberapa negara di Asia. Dalam menjalankan usaha, PBRX menggandeng beberapa mitra strategis seperti pemilik merek Calvin Klein, Nautica, dan Lane Bryan.Selain itu, anak usaha PBRX yaitu PT Pancaprima Ekabrothers juga menggandeng kerjasama dengan pemilik merek Nike, Adidas, Hugo Boss. Satu lagi anak usaha PBRX yaitu PT Hollit International memegang merek Armani Jeans, Guest in Corporation, dan The North Face. Anak usaha baruWalau fokus mengerjakan merek orang lain, PBRX tahun ini bakal melebarkan lini usaha ke sektor ritel pakaian atau apparel di pasar domestik. Perusahaan ini telah menyiapkan dana sebesar Rp 35 miliar untuk modal awal.Dana itu, menurut Iswardeni, akan disuntikkan ke anak usaha baru PBRX yang mengurusi bisnis ritel. Selain mendirikan anak usaha baru, PBRX membuka kemungkinan akuisisi. "Kami masih melakukan penjajakan," jelas Iswardeni.Yang pasti, laporan keuangan perusahaan ini menyebutkan, selain membentuk anak usaha baru yang bergerak di sektor hilir, PBRX juga mendirikan anak usaha baru lain yang menggarap sektor hulu. Bernama PT Ocean Asia Industry, anak usaha ini akan mulai beroperasi tahun ini dan mengerjakan bisnis pemintalan. Sedangkan anak usaha di sektor hilir mengerjakan bisnis bordir, printing, dengan merek sendiri sehingga bisa menjadi pintu masuk ke segmen ritel.Sebelum masuk ke sektor ritel, PBRX tengah menyelesaikan pembangunan dua pabrik pakaian jadi di Boyolali, Jawa Tengah. PBRX menghabiskan dana pembangunan dan pembelian mesin US$ 5 juta-US$ 6 juta. Targetnya, pabrik ini selesai Agustus 2012, dan mulai beroperasi pada akhir tahun 2012. Pabrik baru itu akan meningkatkan produksi 15%, atau menjadi 42 juta potong per tahun. Bertambahnya anak usaha ini tentu membutuhkan kantor lebih luas. Untuk itu PBRX akan membangun kantor berkonsep green office building di Boyolali. "Peletakan batu pertama Selasa (22/5) pekan depan," kata Iswardeni. Tanpa mau mengatakan nilai investasi, Iswardeni mengungkapkan, kantor baru tersebut masih berada di dalam kompleks industri PBRX yang memiliki luas 20 hektare. Dengan kantor baru, PBRX berharap mampu meningkatkan sinergi dengan anak usaha sehingga rantai pasokan atau supply chain lebih maksimal dan efisien. "Ini merupakan strategi pembentukan supply chain ke hilir," jelasnya.Pada kuartal I-2012, PBRX mencatatkan penjualan Rp 456,99 miliar, naik 25,92% dibanding periode sama tahun 2011 yang sebesar Rp 362,9 miliar. Walau pendapatan meningkat, laba bersih PBRX turun 3,5% menjadi Rp 11,55 miliar. Menurut Iswardeni, penurunan laba bersih disebabkan selisih kurs rupiah. "Untuk destinasi Eropa penjualan tahun ini memang turun, sedang Asia naik," jelasnyaCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pan Brothers segera masuk ke bisnis ritel
JAKARTA. PT Pan Brothers Tbk (PBRX) telah menyiapkan berbagai langkah ekspansi demi menggenjot kinerja. Selain mengembangkan bisnis ritel, perusahaan yang berbasis di Jawa Tengah ini bersiap mendirikan anak usaha baru di sektor ritel pakaian.Iswardeni, Corporate Secretary PBRX, mengatakan, Pan Brothers berupaya mendekat ke pasar dan pelanggan di Indonesia supaya bisa mendorong pertumbuhan penjualan. "Selain mengembangkan pelanggan yang sudah ada, kami menambah pelanggan strategis baru dalam jangka panjang," katanya, Kamis (17/5).PBRX adalah perusahaan yang bergerak di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT), terutama produksi garmen atau pakaian jadi. Sebagian besar produk perusahaan ini diekspor dengan tujuan utama Amerika Serikat, Eropa, Kanada, Jepang, Australia, juga beberapa negara di Asia. Dalam menjalankan usaha, PBRX menggandeng beberapa mitra strategis seperti pemilik merek Calvin Klein, Nautica, dan Lane Bryan.Selain itu, anak usaha PBRX yaitu PT Pancaprima Ekabrothers juga menggandeng kerjasama dengan pemilik merek Nike, Adidas, Hugo Boss. Satu lagi anak usaha PBRX yaitu PT Hollit International memegang merek Armani Jeans, Guest in Corporation, dan The North Face. Anak usaha baruWalau fokus mengerjakan merek orang lain, PBRX tahun ini bakal melebarkan lini usaha ke sektor ritel pakaian atau apparel di pasar domestik. Perusahaan ini telah menyiapkan dana sebesar Rp 35 miliar untuk modal awal.Dana itu, menurut Iswardeni, akan disuntikkan ke anak usaha baru PBRX yang mengurusi bisnis ritel. Selain mendirikan anak usaha baru, PBRX membuka kemungkinan akuisisi. "Kami masih melakukan penjajakan," jelas Iswardeni.Yang pasti, laporan keuangan perusahaan ini menyebutkan, selain membentuk anak usaha baru yang bergerak di sektor hilir, PBRX juga mendirikan anak usaha baru lain yang menggarap sektor hulu. Bernama PT Ocean Asia Industry, anak usaha ini akan mulai beroperasi tahun ini dan mengerjakan bisnis pemintalan. Sedangkan anak usaha di sektor hilir mengerjakan bisnis bordir, printing, dengan merek sendiri sehingga bisa menjadi pintu masuk ke segmen ritel.Sebelum masuk ke sektor ritel, PBRX tengah menyelesaikan pembangunan dua pabrik pakaian jadi di Boyolali, Jawa Tengah. PBRX menghabiskan dana pembangunan dan pembelian mesin US$ 5 juta-US$ 6 juta. Targetnya, pabrik ini selesai Agustus 2012, dan mulai beroperasi pada akhir tahun 2012. Pabrik baru itu akan meningkatkan produksi 15%, atau menjadi 42 juta potong per tahun. Bertambahnya anak usaha ini tentu membutuhkan kantor lebih luas. Untuk itu PBRX akan membangun kantor berkonsep green office building di Boyolali. "Peletakan batu pertama Selasa (22/5) pekan depan," kata Iswardeni. Tanpa mau mengatakan nilai investasi, Iswardeni mengungkapkan, kantor baru tersebut masih berada di dalam kompleks industri PBRX yang memiliki luas 20 hektare. Dengan kantor baru, PBRX berharap mampu meningkatkan sinergi dengan anak usaha sehingga rantai pasokan atau supply chain lebih maksimal dan efisien. "Ini merupakan strategi pembentukan supply chain ke hilir," jelasnya.Pada kuartal I-2012, PBRX mencatatkan penjualan Rp 456,99 miliar, naik 25,92% dibanding periode sama tahun 2011 yang sebesar Rp 362,9 miliar. Walau pendapatan meningkat, laba bersih PBRX turun 3,5% menjadi Rp 11,55 miliar. Menurut Iswardeni, penurunan laba bersih disebabkan selisih kurs rupiah. "Untuk destinasi Eropa penjualan tahun ini memang turun, sedang Asia naik," jelasnyaCek Berita dan Artikel yang lain di Google News