PAN yakin bisa jadi penentu peta koalisi Pemilu



JAKARTA. Partai Amanat Nasional (PAN) meyakini di Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 nanti menjadi partai yang akan menentukan peta koalisi, baik di kalangan partai menengah, partai berbasis Islam, maupun dengan partai besar yang telah menetapkan calon presiden (capres).

Menurut Ketua DPP PAN, Tjatur Sapto Edy, putusan MK yang menolak uji materi oleh Yusril Ihza Mahendra diprediksi Pilpres 2014 mendatang hanya akan diikuti oleh tiga pasang, atau paling banyak empat pasangan calon presiden-cawapres sehingga mengharuskan partai membangun koalisi. Mengacu pada peta politik saat ini, Tjatur meyakini PAN akan menjadi penentu karena jika target suara dua digit terpenuhi partainya akan menempati posisi empat besar.

"Berdasarkan survei terakhir kami, posisi PAN di pemilu legislatif itu adalah empat besar. Artinya kalau partai menengah bergabung, posisi tawarnya sangat kuat," kata Tjatur di Jakarta, Sabtu (22/3/2014).


"Beberapa partai politik sudah sulit untuk bergabung karena hubungan kurang baik. Nah, PAN bisa dengan siapa saja karena selalu menjalin hubungan baik," imbuh nya.

PAN menyatakan yakin akan sukses di pemilu legislatif. Apalagi partai itu memiliki Ketua Umum Hatta Rajasa yang dipandang sebagai figur berpotensi yang memiliki kekuatan. Selain itu, PAN juga didalamnya terdapat politisi-politisi berpengalaman seperti Amien Rais, yang di awal reformasi dan setelahnya banyak menentukan konstelasi politik nasional.

"Kita percaya diri jadi penentu koalisi ke depan, tentu bersama dengan yang lain," katanya.

Secara terpisah, Wakil Ketua Umum PAN, Dradjad H.Wibowo mengatakan keputusan MK yang menolak permohonan Yusril Ihza Mahendra adalah hal bagus bagi persatuan nasional. Karena dengan itu, semua elemen politik harus siap berkoalisi yang akan mengurangi risiko terhadap stabilitas nasional. Di dalam konteks itu, PAN memiliki peluang besar.

"Apakah PAN akan menjadi pemegang balance of power paska Pileg? Kalau kursi PAN cukup besar, minimal tidak jauh dari 60 kursi, maka peluang sebagai pemegang balance of power akan sangat besar," tegas Dradjad.

Menurut Dradjad, melihat perkiraan konfigurasi DPR periode 2014-2019, partai yang mendapat minimal 60 kursi akan cukup kuat di DPR dalam pengambilan keputusan. Hal itu yang akan membuat posisi PAN menjadi penting.

"Selain itu, posisi itu bisa menjadi penentu dalam pemenangan pilpres," katanya.

Hingga sekarang memang PAN belum memberikan indikasi untuk berkoalisi dengan pihak manapun. PAN hanya mengedepankan silaturrahmi lintas parpol dan juga lintas capres.

"Dengan Jokowi, Bang Hatta Radjasa sangat dekat. Demikian juga dengan Ibu Megawati, Mas Prabowo, bang Ical. Dengan keluarga SBY juga jelas," imbuhnya.

PAN juga meyakini akan menjadi salah satu penentu karena memiliki kualitas program yang ditawarkan dan arah pembangunan yang jelas.

Sebelumnya, Ketua Umum PAN Hatta Radjasa pernah menyampaikan pihaknya mengusung platform yang menyaratkan Pemerintahan harus berjuang sekeras dan sekonsisten mungkin melaksanakan Pasal 33 dan 34 UUD 45.

PAN juga mengusung pemimpin nasional yang mempunyai karakter jujur, memegang amanat, komunikatif dengan rakyat dalam menyampaikan dan mendengar, serta cerdas. Pemerintahan ke depan juga harus pandai memaksimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

"Tidak anti asing, tapi juga tidak menjadi antek asing. Duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan bangsa manapun di dunia. Dan yang sangat fundamental, dia menjadi pemimpin bagi seluruh rakyat, mampu menjaga keharmonisan dalam kebhinekaan Indonesia," kata Hatta.

Terkait koalisi sendiri, Hatta menegaskan partainya siap berkoalisi dengan parpol mana saja. "Semua terbuka dengan siapa pun kami berkoalisi. Komunikasi politik kami baik," ujarnya. (Hasanudin Aco)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan