KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah bukan rahasia bila usaha minuman menjadi sektor bisnis kedua yang banyak disukai pemilik modal setelah makanan. Besarnya keuntungan yang bisa dikantongi, mudah dilakukan inovasi, dan diterima pasar menjadi daya tarik tersendiri usaha tersebut. Termasuk usaha minuman cendol. Apalagi jenis minuman tradisional ini punya banyak penggemar. Rasa yang manis dan gurih membuat penjaja minuman ini kerap dijumpai, seperti di sekitar perumahan atau sekolah. Tak heran bila tawaran kemitraan minuman cendol beberapa tahun yang lalu marak. Tujuannya adalah supaya ekspansi usaha lebih cepat terealisasi. Sejumlah tawaran kemitraan minuman cendol sudah pernah KONTAN ulas lebih dari satu tahun yang lalu. Nah, apakah kondisi bisnis kemitraan tersebut masih tetap menjanjikan, atau malah sebaliknya, kalah bersaing dengan tawaran kemitraan dari minuman kekinian yang semakin merajalela.
Untuk mengetahui lebih lanjut perkembangan usaha minuman ini, KONTAN akan mengulas perkembangan terkini dari sejumlah tawaran kemitraan cendol. Berikut ulsan singkatnya. Cendolsin Salah satu pelaku usaha yang menawarkan kemitraan minuman cendol adalah Ari Adrian dengan usahanya yang diberi nama Cendolsin. Merintis usaha sejak 18 Desember 2014, nampaknya bisnis yang ia bangun kian mengalami pertumbuhan. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah gerai dan mitra yang bekerja sama dengannya kian bertambah setiap tahunnya. Diulas KONTAN pada Juli 2017, jumlah mitra Es Cendolsin sebanyak 130 mitra. Kini, mitra kian bertambah menjadi 140 mitra yang tersebar di seluruh Indonesia. Ari mengklaim, tambahan gerai tersebut terjadi lantaran konsumen kerap mampir ke gerai minuman tersebut. Sebab ia mengklaim bahan baku dari minuman ini terbuat dari bahan-bahan yang berkualitas sehingga dari dari sisi cita rasa tidak mengecewakan. Untuk paket investasi kemitraan yang ia tawarkan ternyata masih tetap sama. Terdiri dari tiga paket yakni Rp 7,5 juta, Rp 8 juta, dan Rp 9 juta. Paket investasi tersebut sudah termasuk segala perlengkapan usaha serta tambahan bahan baku untuk 100 porsi. Malah, saat ini pihaknya tengah mengembangkan usahanya dengan membuka paket kemitraan baru dengan konsep kemitraan Cendolsin Bar dengan nilai investasi sebesar Rp 19 juta. Paket tambahan tersebut sudah Ari kembangkan sejak awal tahun ini. Lebih lengkap dari tiga paket sebelumnya. "Jadi paket ini konsepnya kafe dan minuman yang disediakan juga tidak hanya cendol, ada jus buah, minuman khatulistiwa (gradasi), dan minuman lainnya,” ujarnya kepada KONTAN. Hasilnya tergolong positif. Hingga kini sudah ada sekitar enam gerai Cendolsin Bar milik mitra yang beroperasi. Meskipun kini tengah fokus di kemitraan Cendolsin Bar namun ia tetap membuka peluang bagi mitra yang ingin bergabung di es Cendolsin. Tak hanya paket investasi yang belum berubah, harga jual dari minuman cendol Cendolsin juga belum ada kenaikan harga. Saat ini, pihaknya masih menjajakan minuman cendol dengan kisaran harga Rp 8.000 - Rp 13.000 per porsi. Begitu pula dengan varian rasa yang masih ada sembilan varian. Melihat hasil tersebut, ia masih tetap optimistis bisnis kemitraan cendol masih bisa berjalan. Malah ia berharap bisa menambah mitra kerja lagi sampai akhir tahun ini. Rinciannya adalah 10 mitra untuk paket Cendolsin dan ada enam mitra lagi di paket Cendolsin Bar. "Bagi saya, bisnis cendol tidak ada matinya dan optimistis ke depanya bis terus berkembang," ucapnya antusias. Maklum, selama menjalani bisnis tersebut, ia mengklaim belum pernah mengalami kendala bisnis yang berarti yang kerap terjadi di sejumlah bisnis tawaran kemitraan minuman. Cendol Fantasy Nasib berbeda dialami bisnis kemitraan Cendol Fantasy. Usaha ini awal berdiri memiliki dua cabang, namun saat ini kemitraan cendol milik Okki Indiyanto sepi dilirik para investor. Sebab dari awal usaha dua tahun lalu hingga kini, jumlah mitra yang bertambah hanya dua. "Cendol Fantasy saat ini sepi, cendol kurang peminatnya. Saat ini total hanya empat gerai saja," katanya ke KONTAN. Untuk paket investasi, pihaknya mengaku masih menyediakan pilihan bagi mitra yang ingin bergabung dengan Cendol Fantasy. Sebelumnya paket investasi ditawarkan dengan empat pilihan paket dengan bahan gerobak antara lain aluminium, baja nir karat, dan kayu. Kini pihaknya hanya menyediakan gerobak berbahan aluminium dengan harga yang berbeda-beda. Semisal
booth bazar senilai Rp 4,75 juta, gerobak medium Rp 8,25 juta, dan paket premium Rp 12,5 juta. "Untuk paket premium menggunakan alat dengan
brand yang premium juga," jelasnya Selain mendapatkan gerobak, mitra juga mendapatkan perlengkapan seperti cetakan cendol, termos,
cup, dan juga bahan baku 100 unit di awal kemitraan. Jika tahun lalu harga per
cup dibanderol antara Rp 5.000 hingga Rp 6.000, saat ini harganya sudah terkerek naik dengan harga satuan sebesar Rp 7.500 per cup. Dalam satu hari, bila ingin bermitra dengan Cendol Fantasy, kemitraan ini menargetkan bisa menjual sebanyak 50 cup cendol per hari. Sehingga omzet yang bisa didapat saban harga berkisar antara Rp 300.000 sampai Rp 400.000. Dengan asumsi pendapatan tersebut, mitra bisa balik balik modal dalam tempo dua sampai tiga bulan saja. Itu dengan asumsi penghasilan bersih sekitar 40% dari omzet. Untuk bahan baku, ternyata sekarang Okki sudah tidak menyediakan langsung, namun ia akan mengarahkan mitra ke penyedia bahan baku cendol. Menurutnya, ini sebagai imbasnya sepinya bisnis ini akibat banyak pesaing. Radja Cendol Sejatinya ada satu pemain gerai kemitraan minuman cendol yang cukup ternama. Bahkan gerai minuman ini kerap mampir di pusat belanja, terutama di food court. Yaitu Radja Cendol. Sayang, hingga tulisan ini turun, KONTAN belum berhasil menghubungi sang pemilik Danu Sofyan untuk mengetahui lebih lanjut soal perkembangan bisnis dari Radja Cendol tersebut. Sebab menurut catatan terakhir KONTAN pertengahan tahun 2017 kemarin, Radja Cendol sudah mempunyai 810 gerai mitra yang tersebar di seluruh Indonesia. Pencapaian tersebut jelas lebih banyak dari tahun 2016 yang sudah ada 780 gerai mitra. Tapi jangan salah jumlah gerai yang ratusan tersebut ternyata tidak semuanya beroperasi. Ternyata sekitar 80% dari total gerai tersebut yang aktif beroperasi. Selebihnya menjadi gerai pasif. Pihak manajemen Radja Cendol menduga karena banyak investor yang sekedar iseng saja berjualan cendol. Ada perubahan dengan paket kemitraan Radja cendol. Bila dulu nilai penawaran paket
indoor dan
outdoor disamakan yakni Rp 9,75 juta. Tahun lalu, paket
indoor sebesar Rp 8,5 juta sedangkan
outdoor Rp 9,75 juta. Fasilitasnya,
booth, peralatan usaha, pelatihan karyawan, promosi, satu set meja dan kursi, kotak es dan bahan baku awal. Bedanya, gerai
outdoor mendapatkan tenda yang bisa disesuaikan dengan keinginan mitra. Supaya konsumen terus penasaran dengan sajian Radja cendol, pihak manajemen kerap menciptakan rasa baru setiap empat bulan sekali. Berani bikin rasa baru dan kemasan ciamik Konsultan usaha Djoko Kurniawan menilai bila potensi usaha minuman cendol masih positif hingga beberapa tahun kedepan. Pasalnya, salah satu minuman asli Indonesia ini masih populer dan digandrungi di dalam dan luar negeri. Hanya saja, pemilik merek kemitraan cendol harus melakukan inovasi produk dan kemasan untuk bisa menjaring konsumen baru. Siapa lagi kalau bukan kaum muda alias milineal yang doyan jajan. Artinya, dari rasa cendol yang ada, perlu ada tambahan menu baru yang mengundang perhatian. "Tidak ada salahnya cendol di campur dengan coklat sebagai pengganti gula dan diberi nama yang unik untuk bisa menyasar anak muda, meraka akan lebih tertarik daripada makan cendol biasa saja," katanya pada KONTAN.
Selain itu kemasan juga harus dibuat semenarik mungkin agar terlihat mencolok dan menggiring konsumen untuk mencoba. Maklum saja, anak muda saat ini suka dengan penampilan makanan yang unik untuk di unggah dalam media sosial. Yang harus diperhatikan pemilik merek cendol yang lain adalah saat mitra berjumlah besar dengan lokasi penyebaran antar pulau. Kalau kondisi ini terjadi maka pebisnis harus memperhatikan proses produksi. Ini untuk menjamin kebutuhan bahan baku mitra tetap terpenuhi. Hal lain yang harus diperhatikan adalah standardisasi produk supaya rasa di setiap menu yang ada di setiap gerai yang ada adalah sama. Untuk itu, pemilik usaha minuman cendol harus rutin melakukan audit operasional usaha saban bulannya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Johana K.