Panca Amara mendapat utang US$ 509 juta



JAKARTA. Anak perusahaan PT Surya Esa Perkasa Tbk, PT Panca Amara Utama mendapatkan dana pinjaman dari  sindikasi yang dipimpin oleh International Finance Corporation (IFC) sebesar US$ 509 juta.  Duit itu untuk mendanai pembangunan pabrik amonia di Sulawesi Tengah.

Sindikasi kreditur yang dipimpin IFC tersebut, beranggotakan ANZ, HSBC, Korea Development Bank, OCBC, SMBC, Standard Chartered dan UOB. Ini adalah jenis pinjaman subordinasi jangka panjang. "Kami percaya pendanaan ini memberikan manfaat yang jauh lebih besar daripada jangkauan Panca Amara Utama,” ujar Direktur Utama Panca Amara Utama Vinod Laroya, dalam keterangan tertulisnya kepada pers, (5/9).

Untuk merealisasikan pembangunan pabrik amonia, Panca Amara sejatinya harus mengucurkan dana lebih besar dari pinjaman itu. Pasalnya, total biaya investasi pabrik itu adalah US$ 800 juta. Pabrik amonia itu dikembangkan oleh konsorsium Toyo Engineering Corp. dari Jepang dan PT Inti Karya Persada Tehnik dari Indonesia.


Pabrik yang berlokasi di Kabupaten Banggai itu kelak memiliki kapasitas produksi hingga 700.000 metrik ton per tahun. Selain untuk memenuhi kebutuhan di pasar domestik, produk Panca Amara yang merupakan baku pupuk itu, juga akan diekspor.  Pabrik itu ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2016.

Untuk kebutuhan bahan bakar, pabrik itu akan memperoleh gas bumi dari lapangan gas Senoro –Toili sebanyak 55 million standard cubic feet per day (MMSCFD. Ini adalah lapangan gas yang dikelola  PT Medco Energi, PT Pertamina Hulu Energi dan Mitsubishi Corporation/KOGAS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina