Panca Budi Idaman (PBID) fokus jaga rasio utang sekitar 38%-40%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen kemasan kantong plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) memilih fokus menjaga rasio utang atau Debt to Equity Ratio (DER) di sisa tahun 2020. Oleh karenanya,PBID belum berencana melakukan aksi korporasi apapun hingga akhir tahun. 

"Sampai saat ini, kami belum ada rencana aksi korporasi apapun karena EBITDA kami juga masih bagus," jelas Direktur dan Sekretaris Perusahaan PBID Lukman Hakim kepada Kontan.co.id, Jumat (26/6). 

Baca Juga: Ubah jadwal, simak jadwal baru dividen Panca Budi Idaman (PBID)


Asal tahu saja, berdasarkan data dari RTI Business, DER PBID per Maret 2020 tercatat 38,05%. Ke depannya, rasio ini akan tetap dijaga di kisaran 38% hingga 40%.

PBID berencana meningkatkan kapasitas produksinya dengan membangun pabrik di Pemalang Jawa Tengah. 

Untuk pembelian mesin sudah dilakukan, sehingga PBID yakin bisa menambah kapasitas produksi menjadi 121.000 ton tahun ini dari akhir tahun 2019 sebesar 117.000 ton.  Hanya saja, untuk gedung/bangunan pabrik PBID masih belum jadi karena tertunda pembatasan sosial berskala besar (PSBB) . Selama gedung belum jadi, mesin-mesin itu diletakkan di pabrik eksisting.

Target awalnya, gedung pabrik tersebut akan selesai di semester I,  tetapi karena pandemi akan mundur di semester II ini.

Jika mengutip dari keterbukaan informasinya, pandemi Covid-19 memang tidak berdampak secara operasional. Lukman membenarkan pabrik PBID masih berjalan seperti biasa. Akan tetapi dilihat dari sisi bisnisnya, penjualan PBID terdampak Covid-19 sama halnya emiten lain. Hanya saja, dampaknya diklaim tidak terlalu signifikan. 

"Karena masih ada permintaan dari penjualan makanan secara online," imbuhnya lagi. 

Menyiasati bisnis agar tetap berjalan, PBID akan meningkatkan segmen pasar online food delivery. Di sisi lain, melakukan diversifikasi produk selain kantong plastik food grade, seperti  kertas nasi, dus kue, gelas plastik, dan food pack. 

Dari sisi pemasaran, PBID tetap berupaya memperluas pangsa pasar dan jangkauan distribusi. PBID akan meningkatkan brand value dan second brand value. 

Baca Juga: Panca Budi Idaman (PBID) bagi-bagi dividen Rp 59 per saham, simak jadwalnya

Di tengah kondisi yang masih belum pasti seperti saat ini, PBID juga meningkatkan efisiensi biaya dan keunggulan operasional. Terkait efisiensi, Lukman menjelaskan, adanya penurunan harga baku industri plastik bisa memperlebar margin. Sehingga, PBID masih berpotensi untuk mencatatkan net profit. Adapun harga bahan baku turun karena ada koreksi harga minyak bumi.

Lukman optimistis secara perlahan bisnis PBID akan kembali membaik seiring dengan masyarakat menjalani kenormalan baru. Akan tetapi, pengaruhnya baru bisa terlihat di pertengahan kuartal III 2020 mendatang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi