KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen kemasan, PT Panca Budi Idaman Tbk (
PBID) menyatakan bahwa laju bisnisnya masih sesuai dengan espektasi perusahaan. Manajemen PBID berupaya mencapai pertumbuhan penjualan 10% pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Panca Budi Idaman Lukman Hakim menyatakan, kinerja PBID di awal 2024 ini tidak terdampak lonjakan harga minyak mentah. Sebab, pihaknya telah melakukan sejumlah langkah antisipasi, seperti mengamankan bahan baku biji plastik untuk tiga bulan ke depan.
“Kami antisipasi sejak awal dengan hubungan yang baik dan kontrak awal dengan supplier. Harga minyak juga belum tentu berdampak dengan (kenaikan harga) biji plastik, karena faktor dari
demand supply biji plastik,” ungkap Lukman, kepada
Kontan.co.id, Senin (15/4) lalu.
Baca Juga: Panca Budi Idaman (PBID) Kantongi Laba Bersih Rp 374 Miliar di Tahun 2023 Dia menyebutkan, apabila ke depan terjadi kenaikan harga bahan baku, PBID tentu akan melakukan penyesuaian terhadap harga jual produk. Namun, selama kondisi masih kondusif, langkah itu belum akan dilakukan perusahaan.
Di sisi lain, PBID berfokus untuk meningkatkan penjualan dengan menjalankan beberapa strategi, di antaranya ekspansi pasar ke Jawa Timur & Indonesia Timur, meningkatkan kualitas produk dan layanan, meningkatkan inovasi produk & diversifikasi produk.
“Serta efisiensi biaya operasional dan meningkatkan
brand value,” imbuhnya.
Manajemen PBID juga optimistis demand kemasan selama 2024 ini masih terjaga. Optimisme ini didorong oleh pertumbuhan pada sektor F&B, laundry pakaian, UMKM,
online food delivery yang turut mendorong kebutuhan akan kemasan plastik.
Baca Juga: Incar Pendapatan Naik 10%, Panca Budi Idaman (PBID) Ekspansi ke Indonesia Timur Adapun pada tahun ini, PBID tidak mencanangkan belanja modal atau capital expenditure (Capex) yang besar. Menurut Lukman, alokasi capex 2024 hanya digunakan untuk maintain mesin, “karena kapasitas masih besar, utilisasi saat ini 70%,” tutup Lukman.
PBID membukukan penjualan bersih sebesar Rp 4,7 triliun pada 2023. Angka ini turun 6,50% secara tahunan atau
Year on Year (YoY) dari Rp 5,03 triliun. Dari sisi
bottom line, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk PBID mencapai Rp 374,15 miliar. Raihan tersebut meningkat 6,04% secara tahunan dari Rp 352,85 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli