KONTAN.CO.ID - Musim pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke musim kemarau mulai datang. Karenanya, masyarakat perlu mewaspadai perbagai penyakit yang umum menyerang saat musim pancaroba. Masyarakat dianjurkan untuk selalu menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah berbagai jenis penyakit yang rentan terjadi selama pergantian musim. Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Chlara Yunita Prabawati menjelaskan, musim pancaroba adalah durasi transisi dari musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya.
Daftar penyakit yang menyerang saat pancaroba
Menurut Chlara, ada tiga penyakit pada musim pancaroba yang harus diwaspadai di antaranya Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Infeksi ini disebabkan oleh virus, jamur, dan bakteri. ISPA akan menyerang host apabila ketahanan tubuh (immunologi) menurun. "Penyakit ISPA paling banyak di temukan pada anak di bawah lima tahun karena pada kelompok usia ini adalah kelompok yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap berbagai penyakit," ucap Chlara seperti dikutip dari situs UM Surabaya. Chlara menuturkan, proses terjadinya ISPA diawali dengan masuknya beberapa bakteri dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus, Hemofillus, Bordetella, dan Korinebakterium ke dalam tubuh kita. Selain itu, virus dari golongan Mikrovirus (termasuk di dalamnya virus para influenza dan virus campak), Adenoveirus, Koronavirus, Pikornavirus, Herpesvirus juga masuk ke dalam tubuh manusia melalui partikel udara (droplet infection). "Kuman ini akan melekat pada sel epitel hidung dengan mengikuti proses pernapasan maka kuman tersebut bisa masuk ke bronkus dan masuk ke saluran pernapasan yang mengakibatkan demam, batuk, pilek, sakit kepala, respiratory rate naik, infeksi telinga, nadi cepat, dan tenggorok memerah," imbuhnya. Saat terserang ISPA, masyarakat perlu segera dengan meminta pertolongan tenaga profesional kesehatan agar segera dilakukan pemeriksaan fisik, klinis dan laboratorium serta diberikan terapi farmakologis dan non-farmakologis. Baca Juga: Pendaftaran Seleksi Ujian Mandiri Vokasi Undip 2022 Dibuka, Cek Kriterianya Penyakit pancaroba selanjutnya adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Menurut Chlara, sebanyak 68.000 kasus DBD dilaporkan terjadi di Indonesia dengan gejala utama demam dan ada pateki atau bintik merah pada permukaan kulit. Penyakit ini sangat rentan menyerang bayi hingga lanjut usia, resiko tertinggi terserang penyakit DBD adalah terjadinya kecacatan hingga kematian.Cara mencegah penyakit DBD
Dia menegaskan, perlu ada upaya pencegahan yang wajib dilakukan masyarakat di musim pancaroba ini untuk mencegah DBD. Yakni, dengan melakukan kegiatan menguras tempat penampungan air secara rutin. Kemudian, menutup rapat tempat penampungan air seperti drum atau bak yang mempunyai risiko menjadi sarang nyamuk, mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Selanjutnya, membersihkan lingkungan secara rutin secara gotong royong. Menanam tanaman pengusir nyamuk dan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk bisa menjadi langkah pencegahan dan sekaligus mengetahui tanda gejala DBD. Terakhir adalah penyakit tipus. Tipes atau thypus adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhosa atau Salmonella paratyphi A, B, dan C yang bisa menyebabkan gastroenteritis (radang lambung). "Penyakit Thypus abdominalis merupakan penyakit yang ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar oleh bakteri Salmonella typhosa, (food and water borne disease). Masa tunas demam typhoid berlangsung antara 10-14 hari," jelas Chlara.- Demam
- Nyeri kepala
- Pusing
- Nyeri otot
- Anoreksia
- Mual
- Muntah
- Obstipasi atau diare
- Perasaan tidak enak di perut
- Batuk dan epistaksis.