KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemberian fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) pada produk ekspor Indonesia yang saat ini sedang di-review oleh pemerintah Amerika Serikat (AS), dinilai positif oleh para ekonom. Pasalnya dengan diberikannya tarif tersebut pengusaha akan lebih mudah dalam melakukan impor bahan baku dari luar negeri karena diberikan tarif khusus. Namun pemerintah dituntut untuk meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global. "Dengan fasilitas GSP harusnya senang karena menikmati bea masuk 0%. Meskipun catatannya kita harus bersiap meningkatkan daya saing. Suatu saat GSP dicabut kita tidak lagi bersaing soal harga tapi juga kualitas,” ujar Bhima Yudhistira, ekonom Indef pada Kontan.co.id. Selasa (24/7).
Pandangan para ekonom perihal fasilitas GSP
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemberian fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) pada produk ekspor Indonesia yang saat ini sedang di-review oleh pemerintah Amerika Serikat (AS), dinilai positif oleh para ekonom. Pasalnya dengan diberikannya tarif tersebut pengusaha akan lebih mudah dalam melakukan impor bahan baku dari luar negeri karena diberikan tarif khusus. Namun pemerintah dituntut untuk meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global. "Dengan fasilitas GSP harusnya senang karena menikmati bea masuk 0%. Meskipun catatannya kita harus bersiap meningkatkan daya saing. Suatu saat GSP dicabut kita tidak lagi bersaing soal harga tapi juga kualitas,” ujar Bhima Yudhistira, ekonom Indef pada Kontan.co.id. Selasa (24/7).