KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 cukup mempengaruhi ekspansi bisnis berupa pembangunan pabrik baru yang dilakukan oleh PT Trisula International Tbk (
TRIS). Direktur Utama Trisula International Santoso Widjojo menyampaikan, pabrik baru TRIS kelak akan diperuntukkan sebagai rumah produksi garmen dan tekstil. Kendati begitu, tantangan mesti dihadapi oleh
TRIS dalam menjalani proyek tersebut. Saat ini, manajemen TRIS masih melakukan peninjauan kembali terhadap rencana pengembangan pabrik baru seiring adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan pembatasan-pembatasan aktivitas dan mobilitas, termasuk dalam mencari lokasi dan sebagainya. Lantas, TRIS masih menanti terkendalinya pandemi Covid-19 di Indonesia sebelum melanjutkan lagi rencana bisnis tersebut.
“Kami masih menunggu pandemi berangsur pulih seiring dengan mulai dilakukannya vaksinasi, sehingga kami dapat kembali melanjutkan rencana-rencana sebelumnya,” ujar dia, Senin (1/2) malam.
Baca Juga: Trisula International (TRIS) proyeksikan pendapatan akan tumbuh hingga 8% pada 2021 Karena masih mencari lokasi,
TRIS belum bisa mengungkapkan besaran investasi yang dibutuhkan untuk membangun pabrik baru tersebut. Termasuk juga kapasitas pabrik dan waktu pelaksanaan proyek tersebut. TRIS juga belum bisa memproyeksikan seperti apa kontribusi kehadiran pabrik garmen dan tekstil baru terhadap kelangsungan bisnis perusahaan ini. “Kami masih melihat kondisi pandemi ke depan agar kami bisa persiapkan rencana dengan matang,” imbuh Santoso. Terlepas dari itu, Manajemen
TRIS akan terus memacu kinerjanya di tahun 2021. Perusahaan tersebut memproyeksikan pertumbuhan pendapatannya sekitar 5%--8% pada tahun ini. Salah satu faktor pendorong kinerja TRIS adalah penjualan produk alat pelindung diri (APD) baik di pasar domestik maupun pasar ekspor. Santoso bilang, beberapa produk APD yang coba digenjot penjualannya oleh TRIS antara lain baju hazmat, masker non-medis, medical garment, dan protective-wear. TRIS sudah melakukan pendistribusian APD ke berbagai daerah di Indonesia. Sedangkan untuk pasar ekspor,
TRIS menjual produknya ke berbagai negara seperti Australia, Singapura, Inggris, dan negara Eropa lainnya. “Untuk produk APD yang meliputi baju hazmat dan pelindung alas kaki, kami sudah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan,” tambah dia. Dengan kemampuan penyesuaian terhadap pesanan atau order, TRIS juga akan terus meningkatkan fleksibilitas produksi dengan membuat produk yang berdasarkan kebutuhan pasar.
Baca Juga: Trisula International (TRIS) turut berkontribusi membuat alat pelindung diri (APD) TRIS juga terus berinovasi untuk menciptakan produk-produk garmen dan tekstil yang dapat memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan perusahaan ini.
Salah satu bentuk inovasi tersebut ditampilkan oleh anak usaha TRIS, yakni PT Trisula Textile Industries Tbk (
BELL) melalui penjualan kain sehat yang dapat digunakan untuk berbagai jenis pakaian. Dalam hal ini, BELL sudah memproduksi jaket lipat dari kain sehat dengan brand JOBB. Selain itu, kain sehat buatan
BELL yang disuplai ke perusahaan garmen maupun desainer juga telah diproduksi menjadi berbagai jenis pakaian, seperti windbreaker jacket, outer, rompi, dan sebagainya. Sebagai informasi, pada kuartal III-2020, TRIS mengalami penurunan penjualan sebesar 20,92% (yoy) menjadi Rp 891,67 miliar. Namun begitu, laba bersih perusahaan tersebut melesat 52,29% (yoy) menjadi Rp 6,64 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari