Pandemi corona tidak menghalangi ekspansi Indo-Rama Synthetics (INDR)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pagebluk corona (covid-19) tidak menghentikan langkah PT Indo-Rama Synthetics Tbk untuk melakukan ekspansi. Saat ini, emiten tekstil berkode saham INDR tersebut tengah mengawal ekspansi pembangunan 2 pabrik anyar.

Satu di antaranya merupakan pabrik benang pintal polyester, sementara satu pabrik anyar lainnya merupakan pabrik serat polyester. Keduanya dibangun di atas lahan pabrik eksisting perusahaan yang berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat.

Direktur Utama PT Indo-Rama Synthetics Tbk, Vishnu Swaroop Baldwa mengatakan, penyelesaian proyek pabrik benang pintal polyester telah menyerap kurang lebih US$ 3 juta dari total perkiraan investasi yang ditaksir sekitar US$ 31 juta sampai dengan akhir semester I 2020. 


Baca Juga: Kurang memuaskan, pendapatan Indo-Rama Synthetics (INDR) di 2019 turun 8%

Sementara itu, penyelesaian proyek pabrik serta polyester telah menyerap US$ 31 juta dari total investasi sekitar US$ 42 juta hingga akhir semester I 2020. “Dua proyek ini dua-duanya mulai produksi tahun 2021, jadi kita bisa lihat manfaat kontribusinya tahun depan pada penjualan dan laba bersih,” ujar Baldwa dalam paparan publik yang dihelat secara virtual, Senin (31/8).

Nantinya, pabrik benang pintal polyester anyar perusahaan akan memiliki kapasitas produksi 13.000 ton per tahun, sementara pabrik serat polyester anyar akan memiliki kapasitas 81.000 ton per tahun. Kedua pabrik anyar tersebut akan melengkapi pabrik-pabrik eksisting perusahaan yang berlokasi di Purwakarta, Campaka dan Bandung, Indonesia dan di Uzbekistan, Sri Lanka dan Turki. 

Adapun kapasitas produksi benang pintal perusahaan saat ini tercatat sebesar 130.000 ton per tahun, sedang kapasitas produksi serat polyester perusahaan berjumlah 280.000 ton per tahun.

Baldwa mengaku belum bisa memproyeksi secara pasti seberapa besar kontribusi kedua pabrik anyar dalam kinerja penjualan dan laba bersih perusahaan. Yang terang, ia memastikan bahwa kedua pabrik anyar akan langsung beroperasi penuh dengan utilisasi produksi 100% sejak bulan pertama beroperasi komersil.

Baca Juga: Akibat corona, produksi Indorama (INDR) di Indonesia, Sri Lanka dan Uzbekistan turun

“Kami optimis hasil produksi dari pabrik anyar bisa terserap oleh pasar, sebab kami memiliki posisi pasar kuat dengan pelanggan yang terdiversifikasi,” tutur Baldwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .