KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 terus membayangi yang mana terjadinya kenaikan jumlah kasus varian Omicron di Tanah Air. Seiring dengan situasi tersebut, teknologi bidang kesehatan terus berinovasi. Salah satunya, colok hidung untuk test antigen dalam deteksi virus Covid-19. Direktur Utama Laboratorium Klinik CITO, Dyah Anggraeni menjelaskan dengan metode baru tersebut maka tidak harus colok hidung sampai dalam, untuk mengambil sampel virus.
Selain itu, ada juga metode PCR Kumur yang dinilainya memiliki hasilnya juga akurat, bisa dipertanggungjawabkan secara medik, dan aman.
Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, 26 Februari: Tambah 46.643 Kasus Baru, Meninggal 258 “Terus terang, pandemi memaksa kami untuk terus berinovasi teknologi terkini, khususnya di bidang kesehatan karena masyarakat butuh layanan yang nyaman, aman, cepat, akurat, dan tidak menyakitkan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (26/2). Di sisi lain, ia juga tetap mengingatkan untuk tetap disiplin menjalankan prokes. Apalagi, jumlah positif Covid-19 beberapa pekan ini meningkat. “Omicron ini varian yang cepat menular dan masif, karena itu kami tetap menganjurkan pada masyarakat untuk selalu disiplin dan taat protokol kesehatan, saat beraktivitas di ruang publik,” tegasnya. Virus jenis Omicron ini, menurut dia, memicu gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam. Meskipun memiliki gejala yang lebih ringan daripada varian delta, Omicron tetap menjadi perhatian dunia kesehatan karena tingkat penularan yang cepat. Selain penerapan prokes ketat, salah satu cara untuk menekan penyebaran Covid-19 adalah melakukan pengujian sampel secara besar-besaran. Agar orang yang terindikasi positif bisa segera ditangani dan tidak menyebarkan virus kepada orang lain. Saat ini di Indonesia terdapat tiga jenis tes Covid-19, yaitu PCR, Swab Antigen, dan Rapid Test Antibodi. Untuk Swab PCR (polymerase chain reaction) dapat mendeteksi materi genetik (DNA atau RNA) virus. Sedangkan Swab Antigen dapat mendeteksi protein tertentu dalam virus. Lalu, rapid test antibodi untuk mendeteksi antibodi terhadap virus corona. Lebih lanjut, Dyah menjelaskan, pemeriksaan update Covid-19, baik untuk screening maupun untuk diagnosis dengan beberapa teknik. Pertama, Swab Antigen Nasal. Metode sampling dengan sampel nasal, sehingga pengambilan sampel tidak sampai Nasopharynx. Kedua, PCR SARS CoV-2 Saliva. Pemeriksaan ini menggunakan sampel saliva (air liur) dengan metode Gargle. Ini memudahkan pasien dalam melakukan pengambilan sampel, karena selain tidak sakit, sampel bisa dilakukan di rumah, tidak harus datang antre di Laboratorium.
Baca Juga: Makin Mematikan, Korea Selatan Cetak Rekor Kasus Kematian Covid-19 Terbanyak Cukup mengirimkan sampelnya saja. Tidak ada kontak fisik dengan tenaga Kesehatan. Syarat pengambilan sampel PCR kumur, minimal 1 jam sebelum penampungan sampel. Pasien tidak makan, tidak minum, tidak merokok dan tidak gosok gigi. Ketiga, PCR SGTF (S Gene Target Failure). Ini metode deteksi varian SARS-CoV-2 yang terus bermutasi. Seperti diketahui, virus secara alamiah akan terus bermutasi yang berdampak terhadap penularan, keparahan penyakit, vaksin, pengobatan, dan penanganan kesehatan masyarakat. Sebelumnya identifikasi mutasi virus SARS-CoV-2 di Indonesia telah dilakukan dengan metode Whole Genome Sequencing (WGS). Namun saat ini pemerintah juga menggencarkan deteksi dini dengan reagen PCR metode SGTF (S-Gene-Target-Failure) yang dinilai mampu memberikan indikasi cepat “Probable” bahwa kasus yang terkonfirmasi merupakan varian Omicron, atau Delta dan lainnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto