KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peringatan Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada hari ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Hari besar ini yang diperingati di lebih 150 negara ini, diadakan saat dunia sedang berperang menghadapi Pandemi COVID - 19. Pandemi menyingkapkan rapuhnya sistem pangan dan pertanian global serta memicu resesi ekonomi dunia. Diprediksikan, 132 juta orang akan menderita kelaparan sampai akhir tahun ini karena resesi. Sebelum pandemi, lebih dari dua miliar orang tidak memiliki akses yang tetap untuk makanan yang aman dan bergizi. Hampir 700 juta orang berangkat tidur dalam keadaan lapar. Sistem pangan dan pertanian global pun tidak berjalan seimbang.
Dunia mampu memproduksi makanan yang cukup, namun hal itu saja tidak cukup. Sampai hari ini kelaparan masih terjadi, angka kegemukan cukup tinggi, lingkungan rusak, pemborosan makanan cukup marak. Serta kurangnya proteksi pekerja sepanjang rantai pangan merupakan ironi di tengah kemampuan memproduksi pangan yang cukup. Pandemi menambah kekhawatiran baru di area pangan dan pertanian. Namun di saat yang sama Pandemi memberikan kesempatan untuk membangun kembali sistem pangan dan pertanian. Tema Hari Pangan Sedunia tahun ini “Tumbuhkan, Pelihara, Lestarikan Bersama. Tindakan kita adalah Masa Depan kita” menyerukan untuk membangun kembali dengan sistem pangan yang lebih baik dan pertanian yang lebih tangguh dan kuat. Baca Juga: Survei BI: Kondisi kegiatan usaha menunjukan perbaikan pada kuartal III-2020 “Lebih dari sebelumnya, kita membutuhkan inovasi dan kemitraan yang kuat. Setiap orang memiliki peran untuk dilakukan mulai dari pemerintah, swasta hingga individu untuk memastikan makanan sehat dan bergizi tersedia untuk semua ,” ungkap Victor Mol, Perwakilan FAO di Indonesia dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/10).