Pandemi Covid-19 tak mengganjal proyek garbarata Bukaka Teknik Utama (BUKK) ke India



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) memastikan proyek pengadaan boarding bridge alias garbarata ke India tidak terhenti meski terjadi gelombang Covid-19 baru di negara tersebut. BUKK pun optimistis bisa memenuhi permintaan garbarata sesuai dengan kontrak.

Direktur BUKK Afifuddin Suhaeli mengungkapkan, meski India dilanda pandemi Covid-19 sangat parah, namun pemerintah maupun otoritas bandara di sana belum meminta adanya penundaan pengiriman garbarata. Dari pemesanan 36 unit garbarata, paling tidak sudah ada 14 unit yang dapat dikirim ke India.

"Kami masih optimistis tidak ada penundaan untuk proyek dan delivery garbarata ke India," kata dia dalam paparan publik yang digelar Selasa (25/5).


Asal tahu saja, pada akhir tahun 2020, BUKK mendapat kontrak pengadaan 36 unit garbarata dengan nilai sekitar Rp 303 miliar dari Airports Authority of India (AAI). BUKK bakal mengirimkan produk garbarata ke tujuh bandara di India.

Afif membeberkan, sebagai syarat untuk mendapatkan kontrak tersebut, garbarata yang akan dipasok harus memiliki local content India. Oleh sebab itu, Bukaka pun memiliki joint venture (JV) dengan perusahaan di India untuk memenuhi persyaratan local content tersebut.

Baca Juga: Bukaka memperoleh kontrak Rp 303 miliar dari otoritas bandara India

"Itu salah satu persyaratan sewaktu tender untuk bisa mendapatkan proyek tersebut diharuskan ada local content. Kami buat JV untuk sebagian pekerjaan di India, pengerjaan tunnel sebagian di sana," terang Afif.

Dia meyakini, pemenuhan syarat local content tersebut akan membawa dampak positif bagi bisnis Bukaka di India pada masa mendatang. Dengan begitu, Bukaka memiliki nilai tambah dibandingkan dengan kompetitor lain yang akan masuk ke pasar India. Sembari menjajaki peluang pengerjaan proyek lainnya.

"Mudah-mudahan untuk tahun-tahun ke depan kerjasama kami dengan otoritas airport di India bisa semakin besar untuk menambah pasar yang belum kami garap dengan adanya local content dari India," sebut Afif. 

Meski tak merinci, namun Afif mengungkapkan bahwa permintaan garbarata dari luar negeri lebih besar ketimbang dalam negeri. Permintaan garbarata di Indonesia hanya terbatas untuk bandara baru atau penggantian di beberapa bandara.

"Mayoritas penjualan garbarata kami sekarang itu adalah pasar ekspor. Untuk pasar lokal porsinya tidak terlalu besar," tambah Afif. 

Dalam kesempatan yang sama Direktur BUKK Teguh Wicaksana Sari menambahkan, meski pandemi Covid-19 membuat industri penerbangan terpuruk, namun hal itu tidak membuat bisnis garbarata Bukaka merosot. Adapun kontribusi segmen bisnis garbarata menopang lebih dari 10% kinerja penjualan Bukaka.

 
BUKK Chart by TradingView

"Tahun 2020 saat Covid-19 sedang marak penjualan hampir tidak turun. Dari 2019 ke 2020 itu hanya turun kurang dari 10%, karena garbarata ini pengadaannya tidak langsung, ada delivery time," ungkap Teguh.

Dalam keterbukaan informasi, disebutkan bahwa BUKK termasuk dalam lima produsen garbarata ternama di dunia. Hingga akhir 2020, Bukaka telah memproduksi garbarata sebanyak 974 unit yang telah diekspor ke berbagai negara. Seperti Singapura, Thailand, Malaysia, Myanmar, Tiongkok, Jepang, Hongkong, India, Bangladesh dan Chili.

Selanjutnya: Bertekad raih laba di 2021, Lionmesh Prima (LMSH) berharap pada penjualan domestik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari