KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah Covid-19 yang berkepanjangan di tahun 2021 berdampak pada tiga pilar bisnis PT Surya Semesta Internusa Tbk (
SSIA). Akibatnya, rugi bersih Surya Semesta melonjak menjadi Rp 268,99 miliar hingga September 2021. Alhasil, hingga akhir September 2021, pendapatan konsolidasi SSIA hanya Rp 1,39 triliun. Pendapatan ini turun sekitar 34,5% periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 2,12 triliun. VP Head of Investor Relation SSIA Erlin Budiman mengatakan, dari unit properti yang terdiri dari pendapatan kawasan industri, biaya pemeliharaan, sewa komersial & residensial membukukan pendapatan sebesar Rp 273,6 miliar, turun 2% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 279,1 miliar.
PT Suryacipta Swadaya, yang merupakan bisnis utama SSIA, membukukan pendapatan sebesar Rp 202,2 miliar di September 2021, turun 14% dibandingkan September 2020 sebesar Rp 235,2 miliar.
Baca Juga: Kinerja Surya Semesta (SSIA) masih tertekan, simak rekomendasi analis "Terutama disebabkan karena penurunan penjualan lahan yang dibukukan sekitar 88,2% dibandingkan September 2020," ujarnya dalam keterbukaan informasi, Rabu (8/12). Selanjutnya, SLP Karawang di bawah PT SLP Surya Ticon Internusa hingga 30 September 2021 memiliki total bangunan yang dapat disewa seluas 128.566 m2 atau 80,2% dari total lahan yang tersedia yaitu 160.255 m2. Tingkat hunian sampai kuartal III adalah sekitar 63,9% dibandingkan dengan tingkat hunian 92,3% hingga kuartal III 2020. Kemudian portfolio dari PT TCP Internusa, Edenhaus Simatupang menjual 14 unit senilai Rp 96,2 miliar dari total 41 unit. Sebanyak 7 unit atau setara Rp 41,3 miliar telah serah terima. Dari unit konstruksi melalui anak usahanya, PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) hingga kuartal III mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1.02 triliun. Pendapatan itu turun 38,8% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,67 triliun. Seiring turunnya pendapatan, laba bersih NRCA turun 75,3% menjadi Rp 16,2 miliar dari Januari - September 2021. Erlin menjelaskan selama sembilan bulan pertama tahun ini, NRCA membukukan kontrak baru sebesar Rp 1,49 triliun. "Angka itu naik 91,6% dibandingkan kontrak baru yang dicapai pada sembilan bulan tahun lalu sebesar Rp 780,2 miliar," sebutnya.
Proyek utama yang diperoleh adalah Akasa Apartement BSD Tangerang, Mayapada Chung Chung School 2 Surabaya, Parking Lot of Apartement Emerald Bintaro Tangerang, Paket 5 Theme Park Kotabaru Parahyangan Bandung, Biodegradable IKPP Serang, Pindodeli Extension, Pou Yuen Factory Cianjur, Subang Smartpolitan, FRC Indah Kiat Tangerang, Overpass Kadusirung 1 BSD, dan PT Solunova Kendal.
Dari unit perhotelan, SSIA membukukan pendapatan sebesar Rp 108 miliar sampai dengan September 2021. Realisasi itu juga melemah 39,2% dibandingkan capaian di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 177,5 miliar. Tingkat hunian The Gran Melia Jakarta (GMJ) selama sembilan bulan kemarin berada di 17,2% dari 15% September 2020. Adapun tarif kamar rata-rata (ARR) sampai September 2021 sekitar US$ 59,4 dari US$ 82,7 pada September 2020. Tingkat hunian Melia Bali Hotel (MBH) sampai September 2021 sebesar 7,3% menurun dari 20,8% pada kuartal III 2020. ARR MBH berada pada US$ 47,4 yang juga turun dari periode yang sama tahun sebelumnya di US$ 109,9. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari