Pandemi masih berlangsung, begini strategi Amartha jaga kualitas pinjaman



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjaga kualitas pinjaman memang terus diperhatikan oleh beberapa fintech lending di kala pandemi Covid-19. Salah satu pemain, Amartha, mengaku selalu menjaga kualitas pinjamannya dengan menjaga risiko gagal bayar (NPL) yang dimiliki.

Sampai saat ini, perusahaan mengaku telah menjaga stabilitas NPL di level 0,2%. Tak hanya itu, Amartha tetap menyalurkan dana yang di paruh pertama tahun ini nilainya mencapai hingga Rp 914 miliar atau tumbuh 35% secara year-on-year (yoy).

CEO Amartha Andi Taufan Garuda mengaku bahwa pihaknya tak terlalu khawatir pada penyaluran pinjaman di kondisi pandemi Covid-19 yang memasuki gelombang kedua ini. Hal ini dikarenakan pihaknya sudah mampu beradaptasi dalam operasionalnya saat awal-awal pandemi di tahun lalu.


“Kami udah punya scoring,  kami punya kriteria segmen mikro yang bisa perform di masa-masa pandemi yang bisnisnya terus berjalan. Profil secara kredit historis bagus, itu kami akan lanjutkan,” ujar Taufan, beberapa waktu lalu.

Terkait NPL, ia juga menyebutkan kalau di beberapa wilayah memiliki tingkat keberhasilan bayar bisa mencapai 100%. Oleh karena itu, perusahaan akan mempelajari wilayah-wilayah tersebut agar menjadi acuan untuk melihat kriteria profil peminjam.

Baca Juga: Mantan Menkominfo Rudiantara jadi komisaris utama Amartha Group

“Di situ kita akan pelajari seperti apa profil peminjam itu seperti apa, bisnisnya seperti apa dan kenapa bisa lancar terus. Itu akan kami replicate ke wilayah lain agar performanya baik,” jelas Taufan.

Sementara itu, Amartha tetap memiliki target tinggi di akhir tahun ini dengan bisa melayani 1 juta mitra meski sedang dalam kondisi pandemi. Asal tahu saja, saat ini total akumulasi mitra di Amartha telah mencapai 719.616 dan mitra aktif berjumlah 471.844.

Strategi yang dilakukan dalam mencapai target tersebut ialah dengan melakukan digitalisasi terutama dalam akses permodalannya. Salah satu digitalisasi yang saat ini sedang dilakukan ialah membuat multi payment channel.

“Kami juga saat ini punya spesifik produk untuk spesifik segmen yang saat ini kami kuatkan yaitu segmen warung, baik itu untuk mitra maupun non mitra,” tambah Taufan.

Bukan tanpa alasan, segmen pedagang pada profil peminjam di Amartha cukup mendominasi dengan mencapai 60% dari total keseluruhan peminjam.

“Mengejar target ini dilakukan juga berdampingan dengan tetap prioritaskan menjaga kualitas pinjaman dengan memberikan pinjaman ke segmen yang bagus seperti perdagangan, industri rumahan, dan industri makanan,” pungkas Taufan.

Selanjutnya: Perbankan besar cetak transaksi open API tumbuh pesat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari