JAKARTA. Tidak aneh kalau produksi gabah April ini melimpah. Soalnya, menurut Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sutarto Alimoeso, April 2010 ini memang merupakan puncak musim panen. Dan sekitar sepertiga dari total produksi beras secara nasional tahun 2010 ini dipanen pada bulan April Mei ini. Adapun, menurut Sutarto, total produksi beras per tahun mencapai sekitar 64 juta ton, sehingga sekitar 20 juta ton dihasilkan sekarang ini dimana sekitar 70%nya dihasilkan di sentra-sentra beras di tiga provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Maka tidak aneh, kalau harga gabah di sentra-sentra beras tersebut turun, bahwa melewati patokan yang ditetapkan oleh pemerintah.Bulog, kata Sutarto, terus berusaha agar harga tidak turun. "Kami tetap melakukan penyerapan. Hingga saat ini, Bulog sudah menyerap sekitar 800.000 ton," kata Sutarto. Hanya, Sutarto bilang, kemampuan penyerapan oleh Bulog ini setiap tahunnya kurang dari 10%. Beras serapan Bulog tersebut terutama adalah untuk memenuhi kebutuhan jatah beras untuk orang miskin (raskin), jatah untuk pegawai negeri sipil (PNS) dan cadangan pemerintah.Toh menurut Sutarto, tugas untuk menstabilkan harga beras bukan semata-mata tugas Bulog sendiri, tetapi tugas banyak pihak, termasuk pemerintah.Para petani tetap berharap agar Bulog bisa memainkan perannya. Soalnya, selain karena Bulog memiliki fasilitas yang besar seperti gudang-gudang, Bulog juga bisa didukung oleh pemerintah dari segi pendanaannya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Panen April Berlimpah, Suplai Gabah Mennggunung
JAKARTA. Tidak aneh kalau produksi gabah April ini melimpah. Soalnya, menurut Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sutarto Alimoeso, April 2010 ini memang merupakan puncak musim panen. Dan sekitar sepertiga dari total produksi beras secara nasional tahun 2010 ini dipanen pada bulan April Mei ini. Adapun, menurut Sutarto, total produksi beras per tahun mencapai sekitar 64 juta ton, sehingga sekitar 20 juta ton dihasilkan sekarang ini dimana sekitar 70%nya dihasilkan di sentra-sentra beras di tiga provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Maka tidak aneh, kalau harga gabah di sentra-sentra beras tersebut turun, bahwa melewati patokan yang ditetapkan oleh pemerintah.Bulog, kata Sutarto, terus berusaha agar harga tidak turun. "Kami tetap melakukan penyerapan. Hingga saat ini, Bulog sudah menyerap sekitar 800.000 ton," kata Sutarto. Hanya, Sutarto bilang, kemampuan penyerapan oleh Bulog ini setiap tahunnya kurang dari 10%. Beras serapan Bulog tersebut terutama adalah untuk memenuhi kebutuhan jatah beras untuk orang miskin (raskin), jatah untuk pegawai negeri sipil (PNS) dan cadangan pemerintah.Toh menurut Sutarto, tugas untuk menstabilkan harga beras bukan semata-mata tugas Bulog sendiri, tetapi tugas banyak pihak, termasuk pemerintah.Para petani tetap berharap agar Bulog bisa memainkan perannya. Soalnya, selain karena Bulog memiliki fasilitas yang besar seperti gudang-gudang, Bulog juga bisa didukung oleh pemerintah dari segi pendanaannya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News