Panen emas Antam turun, bisnis terganggu



KONTAN.CO.ID - Kinerja PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) di semester I-2017 masih melempem. Pukulan bagi perusahaan pelat merah ini terjadi di kuartal II, setelah rugi bersih melonjak jadi Rp 491,6 miliar. Padahal di kuartal I, rugi bersih hanya Rp 4,5 miliar.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Kurniawan Sudjatmiko mengatakan, membengkaknya rugi bersih terjadi karena pendapatan ANTM menciut dan biaya operasional naik.

Yuni, Analis NH Korindo Sekuritas, menyebut, hal ini terjadi lantaran penjualan emas yang selama ini menyokong pendapatan ANTM melempem. Secara year on year, penjualan emas anjlok 52%, akibat terganggunya fasilitas permurnian emas. 


Namun, kerusakan di fasilitas tersebut sudah diperbaiki pada akhir Juli lalu. Diharapkan, penjualan emas batangan Antam kembali naik. 

Walau bisnis emas terganggu, pendapatan dari bijih nikel justru melesat 38% yoy. Sayangnya, pendapatan dari sektor ini masih mini karena baru mencapai Rp 129 miliar.

Di sisi lain, penjualan feronikel ANTM kurang memuaskan. Harga nikel dalam enam bulan pertama 2017 yang cenderung turun berimbas pada feronikel. Produksinya capai 9.000 ton, tapi penjualan feronikel malah hanya 6.000 ton.

Kinerja membaik

Tapi di semester II, Kurniawan memprediksi kinerja ANTM lebih mumpuni karena harga nikel dan emas global kembali melesat. "ANTM memanfaatkan sentimen ini di semester II-2017," kata dia. 

Selain faktor harga, kinerja ANTM juga membaik berkat peningkatan volume produksi, khususnya produksi emas dan nikel. Setelah gangguan fasilitas pemurnian logam mulia teratasi, plus kapasitas pabrik feronikel di Pomalaa diperluas, prospek bisnis ANTM makin cerah. 

Kurniawan memprediksi, pendapatan ANTM di akhir 2017 bisa mencapai Rp 7,32 triliun, dengan laba bersih mencapai Rp 269 miliar. Ia merekomendasikan buy ANTM dengan target harga di Rp 870 per saham. 

Yuni juga merekomendasikan buy dengan target harga Rp 960 per saham. Analis BCA Sekuritas Aditya Eka Prakasa juga memberi merekomendasikan buy dengan target harga Rp 910 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati