SINGAPURA. Hari ini, harga minyak kelapa sawit alias CPO bergerak naik ke level tertinggi dalam dua pekan terakhir. Kenaikan kali ini masih terpicu faktor hujan yang diperkirakan tidak cukup membantu tanaman kedelai yang dilanda kekeringan di Argentina.Hingga pukul 13.20 WIB, harga CPO untuk kontrak pengiriman April 2011 di Bursa Berjangka Malaysia (MDE) menguat 0,87% ke level US$ 1.233,28 per ton, dari posisi kemarin di US$ 1.222,60 per ton.Tanaman kedelai di Argentina menghadapi kekurangan air sejak November akibat peristiwa La Nina. Padahal, Argentina sebagai produsen kedelai terbesar ketiga setelah Amerika Serikat dan Brazil. Adapun, kedelai dan minyak sawit merupakan barang substitusi.Direktur Commodity Links Pte., Vijay Mehta menyebut, hujan yang terjadi saat ini memang membantu, tapi tidak bisa sepenuhnya memulihkan kerusakan. "Itulah sebabnya banyak investor yang sangat berhati-hati," ujarnya.Sementara, harga minyak sawit dan kedelai sudah mengalami reli ke level tertinggi dalam dua tahun terakhir karena kecemasan seretnya pasokan global. Musim kering mengancam panen di Amerika Latin, dan banjir diperkirakan menganggu panen sawit di Indonesia dan Malaysia. Malaysian Palm Oil Board menyatakan produksi minyak sawit turun 15,5% menjadi 1,23 juta ton pada Desember.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Panen kedelai terancam seret, CPO kian melesat
SINGAPURA. Hari ini, harga minyak kelapa sawit alias CPO bergerak naik ke level tertinggi dalam dua pekan terakhir. Kenaikan kali ini masih terpicu faktor hujan yang diperkirakan tidak cukup membantu tanaman kedelai yang dilanda kekeringan di Argentina.Hingga pukul 13.20 WIB, harga CPO untuk kontrak pengiriman April 2011 di Bursa Berjangka Malaysia (MDE) menguat 0,87% ke level US$ 1.233,28 per ton, dari posisi kemarin di US$ 1.222,60 per ton.Tanaman kedelai di Argentina menghadapi kekurangan air sejak November akibat peristiwa La Nina. Padahal, Argentina sebagai produsen kedelai terbesar ketiga setelah Amerika Serikat dan Brazil. Adapun, kedelai dan minyak sawit merupakan barang substitusi.Direktur Commodity Links Pte., Vijay Mehta menyebut, hujan yang terjadi saat ini memang membantu, tapi tidak bisa sepenuhnya memulihkan kerusakan. "Itulah sebabnya banyak investor yang sangat berhati-hati," ujarnya.Sementara, harga minyak sawit dan kedelai sudah mengalami reli ke level tertinggi dalam dua tahun terakhir karena kecemasan seretnya pasokan global. Musim kering mengancam panen di Amerika Latin, dan banjir diperkirakan menganggu panen sawit di Indonesia dan Malaysia. Malaysian Palm Oil Board menyatakan produksi minyak sawit turun 15,5% menjadi 1,23 juta ton pada Desember.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News