CIREBON. Kemarau panjang yang melanda wilayah Pesisir Pantura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, membuat panen petani garam melimpah ruah. Dari satu petak yang berukuran sekitar 6x10 meter persegi, petani dapat memanen sekitar 8 hingga 10 karung. Namun, panen melimpah itu tak banyak membawa berkah, malah justru membuat petani mengeluh. Pasalnya, garam yang diproduksi secara tradisional itu, hanya dijual dengan harga Rp. 200 dari harga jual normal Rp 500 per kilogram. Suharto (40), petani garam, di Desa Kanci, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, mengeluh, lantaran setiap hari, harga garam di wilayahnya kian merosot. Pada September lalu, harga garam Rp 500, namun kian hari, hingga Oktober, merosot hingga Rp 200 perkilogram.
Panen melimpah, harga garam anjlok Rp 200 per kg
CIREBON. Kemarau panjang yang melanda wilayah Pesisir Pantura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, membuat panen petani garam melimpah ruah. Dari satu petak yang berukuran sekitar 6x10 meter persegi, petani dapat memanen sekitar 8 hingga 10 karung. Namun, panen melimpah itu tak banyak membawa berkah, malah justru membuat petani mengeluh. Pasalnya, garam yang diproduksi secara tradisional itu, hanya dijual dengan harga Rp. 200 dari harga jual normal Rp 500 per kilogram. Suharto (40), petani garam, di Desa Kanci, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, mengeluh, lantaran setiap hari, harga garam di wilayahnya kian merosot. Pada September lalu, harga garam Rp 500, namun kian hari, hingga Oktober, merosot hingga Rp 200 perkilogram.