Panen mundur, produksi PT Garam luntur



JAKARTA. Hujan berkepanjangan membuat PT Garam harus menunda masa panennya. Yulian Lintang, Direktur Utama PT Garam mengatakan, panenan garam baru akan mulai pada Agustus. Seharusnya, masa panen garam mulai dua bulan lalu yakni pertengahan Juni 2013. "Kondisi cuaca ini cukup mengganggu produksi garam kita," kata Yulian, Selasa (23/7).

Alhasil, target produksi yang ditetapkan oleh PT Garam sebanyak 400.000 ton bakal meleset. Dengan kondisi ini, Yulian khawatir produksi garam tahun ini hanya mencapai 300.000 ton atau turun 22,08% dibandingkan tahun lalu sebanyak 385.000 ton.

Belum adanya panenan garam membuat harga beli PT Garam ke petani garam terus terkerek naik. Misalnya, pada Juni lalu, harga garam dengan kualitas bagus dibanderol


Rp 550 per kilogram (kg). Pada bulan Juli ini, harga beli garam naik 18,18% menjadi Rp 550 per kg.

Menurut Yulian, dalam beberapa bulan kedepan harga garam masih akan terus mendaki. Ia memperkirakan setiap bulan ada kenaikan harga sebesar Rp 50 per kg. "Masih mungkin harga garam naik, tetapi sedikit," ujar Yulian.

Tahun ini, PT Garam menargetkan penyerapan garam petani 200.000 ton atau naik 33,33% dibandingkan tahun lalu, yakni 150.000 ton. Sampai April, serapan garam rakyat baru 54.000 ton.

Meski produksi menciut, Yulian masih optimis stok garam konsumsi sampai akhir tahun ini aman. Stok garam yang ada di gudang milik PT Garam mencapai 75.000 ton. Namun, ia menyarankan kepada pemerintah untuk menghitung ulang suplai dan kebutuhan pada tahun 2014.

Total lahan produksi garam yang dimiliki PT Garam mencapai 5.700 hektare (ha) tersebar di wilayah Madura. Perinciannya, seluas 1.250 ha berada di Sampang, 1.250 ha di Pamekasan, dan seluas 3.200 ha berlokasi di Sumenep.

Dari keseluruhan areal lahan, hanya 500 ha yang digunakan untuk areal penggaraman. Sisanya digunakan untuk pemrosesan air. Produksi garam yang dapat dihasilkan oleh PT Garam mencapai 500 ton per ha, lebih tinggi dibandingkan petani rakyat yang hanya 80 ton per ha.

Tahun ini PT Garam mempersiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga Rp 110 miliar. Selain untuk pembangunan bio membran tersebut, dana sebesar itu akan digunakan untuk membangun infrastruktur penunjang produksi, seperti pembangunan tanggul dan pembelian lahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Fitri Arifenie