SINGAPURA. Panenan beras di AS, negara eksportir beras terbesar keempat di dunia tahun lalu, kemungkinan akan 10% lebih sedikit dari yang diprediksikan semula. Penurunan ini tak sesuai dengan prediksi semula dan berpotensi mengerek harga beras sebesar 30% lebih tinggi. Harga kontrak beras untuk jenis beras kasar di Chicago kemungkinan naik menjadi US$ 16 hingga US$ 17 per 100 pounds pada bulan Januari 2010 mendatang setelah cuaca yang panas mengganggu sejumlah area di AS dan menyusutkan penggilingan beras. Hal tersebut ditegaskan oleh Dwight A. Roberts, President US Rice Producers Association, yang pada tahun lalu secara tepat memprediksi biji-bijian naik sebesar 16%. Minimnya produksi beras AS kemungkinan akan membatasu suplai beras kepada importir. Apalagi, banjir besar melanda Pakistan, negara pengekspor beras terbesar ketiga di dunia pada tahun lalu. Harga beras telah menanjak sebesar 37% dari level terendahnya tahun ini di level US$ 9,55 per 100 pounds pada 30 Juni 2010 lalu. "Kami sedang mulai reli. Yang Anda jumpai diluar sana adalah panenan yang sedang ada dalam masalah," kata Milo Hamilton, President of Rice Market Advisory Aervice Firstgrain.com di Singapura hari Selasa, (12/10); sembari menunjuk panenan beras AS. U.S. Department of Agriculture telah memangkas prediksi produksi beras nasional sebesar 5% menjadi 11 juta ton dan memperkirakan produksi per acre juga akan anjlok ke level yang paling rendah sejak tahun 2005-2006.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Panenan beras AS anjlok, harga beras kian mahal
SINGAPURA. Panenan beras di AS, negara eksportir beras terbesar keempat di dunia tahun lalu, kemungkinan akan 10% lebih sedikit dari yang diprediksikan semula. Penurunan ini tak sesuai dengan prediksi semula dan berpotensi mengerek harga beras sebesar 30% lebih tinggi. Harga kontrak beras untuk jenis beras kasar di Chicago kemungkinan naik menjadi US$ 16 hingga US$ 17 per 100 pounds pada bulan Januari 2010 mendatang setelah cuaca yang panas mengganggu sejumlah area di AS dan menyusutkan penggilingan beras. Hal tersebut ditegaskan oleh Dwight A. Roberts, President US Rice Producers Association, yang pada tahun lalu secara tepat memprediksi biji-bijian naik sebesar 16%. Minimnya produksi beras AS kemungkinan akan membatasu suplai beras kepada importir. Apalagi, banjir besar melanda Pakistan, negara pengekspor beras terbesar ketiga di dunia pada tahun lalu. Harga beras telah menanjak sebesar 37% dari level terendahnya tahun ini di level US$ 9,55 per 100 pounds pada 30 Juni 2010 lalu. "Kami sedang mulai reli. Yang Anda jumpai diluar sana adalah panenan yang sedang ada dalam masalah," kata Milo Hamilton, President of Rice Market Advisory Aervice Firstgrain.com di Singapura hari Selasa, (12/10); sembari menunjuk panenan beras AS. U.S. Department of Agriculture telah memangkas prediksi produksi beras nasional sebesar 5% menjadi 11 juta ton dan memperkirakan produksi per acre juga akan anjlok ke level yang paling rendah sejak tahun 2005-2006.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News