JAKARTA. Musim hujan yang masih melanda sebagian besar wilayah Indonesia memicu kenaikan harga beberapa komoditas pokok. Tingginya harga komoditas pokok ini diprediksi dapat memicu inflasi Februari. Sejumlah ekonom memprediksi, inflasi Februari ada di kisaran 0,3% - 0,4%, jauh lebih tinggi ketimbang Februari 2012 yang hanya 0,05%. Ekonom BII, Juniman menuturkan, curah hujan yang masih cukup tinggi mengganggu pasokan beberapa bahan kebutuhan pangan, sehingga mengerek harga dan mendorong inflasi. "Inflasi Februari (bulanan) sekitar 0,4%," jelasnya Rabu (27/2). Kendati demikian, inflasi Februari ini masih bisa lebih rendah ketimbang Januari 2013 yang mencapai 1,03%. Namun tetap lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu. Alhasil, Juniman bilang, inflasi tahunan pada Februari akan terkerek ke kisaran 4,94%, lebih tinggi ketimbang inflasi tahunan di Januari yang sebesar 4,57%. Juniman bilang, kenaikan inflasi pada Februari ini sebagian besar dipicu oleh naiknya harga beberapa kebutuhan pangan, seperti cabai merah, bawang merah, bawang putih, daging sapi, dan ikan. Harga emas yang kembali merangkak naik juga berkontribusi mendorong inflasi. Di sisi lain, kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) yang mulai berlaku sejak Januari lalu juga mulai terasa dampaknya. Tak hanya itu, Juniman menilai, kebijakan pemerintah membatasi impor hortikultura juga menyebabkan kenaikan harga buah dan sayuran impor. Ekonom BCA David Sumual juga bilang, inflasi tahun ini sepertinya bakal lebih tinggi ketimbang tahun lalu. "Dalam dua bulan pertama ini sudah terlihat adanya tekanan inflasi yang agak tinggi, terutama dari harga yang diatur pemerintah," katanya. Dalam hitungannya, inflasi Februari akan ada di kisaran 0,3%. David juga sepakat, faktor pemicu kenaikan inflasi Februari ini lebih disebabkan karena kenaikan harga bahan makanan akibat gangguan pasokan selama musim hujan. Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti juga memperkirakan dampak kenaikan upah minimum provinsi (UMP), TTL dan banjir yang terjadi pada Januari lalu mulai terasa di Februari. Ia memperkirakan, inflasi bulanan di Februari sekitar 0,34% dan inflasi tahunannya sekitar 4,87%. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengakui, akibat banjir dan kebijakan di sektor hortikultura, inflasi Januari meningkat di atas 1%. Meski begitu, ia berharap kondisi ini tidak berlanjut di bulan Februari. "Kami harapkan inflasi Februari akan lebih rendah, yaitu di kisaran 0,3% - 0,4%," ujarnya akhir pekan lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pangan naik, Inflasi Februari diprediksi tinggi
JAKARTA. Musim hujan yang masih melanda sebagian besar wilayah Indonesia memicu kenaikan harga beberapa komoditas pokok. Tingginya harga komoditas pokok ini diprediksi dapat memicu inflasi Februari. Sejumlah ekonom memprediksi, inflasi Februari ada di kisaran 0,3% - 0,4%, jauh lebih tinggi ketimbang Februari 2012 yang hanya 0,05%. Ekonom BII, Juniman menuturkan, curah hujan yang masih cukup tinggi mengganggu pasokan beberapa bahan kebutuhan pangan, sehingga mengerek harga dan mendorong inflasi. "Inflasi Februari (bulanan) sekitar 0,4%," jelasnya Rabu (27/2). Kendati demikian, inflasi Februari ini masih bisa lebih rendah ketimbang Januari 2013 yang mencapai 1,03%. Namun tetap lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu. Alhasil, Juniman bilang, inflasi tahunan pada Februari akan terkerek ke kisaran 4,94%, lebih tinggi ketimbang inflasi tahunan di Januari yang sebesar 4,57%. Juniman bilang, kenaikan inflasi pada Februari ini sebagian besar dipicu oleh naiknya harga beberapa kebutuhan pangan, seperti cabai merah, bawang merah, bawang putih, daging sapi, dan ikan. Harga emas yang kembali merangkak naik juga berkontribusi mendorong inflasi. Di sisi lain, kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) yang mulai berlaku sejak Januari lalu juga mulai terasa dampaknya. Tak hanya itu, Juniman menilai, kebijakan pemerintah membatasi impor hortikultura juga menyebabkan kenaikan harga buah dan sayuran impor. Ekonom BCA David Sumual juga bilang, inflasi tahun ini sepertinya bakal lebih tinggi ketimbang tahun lalu. "Dalam dua bulan pertama ini sudah terlihat adanya tekanan inflasi yang agak tinggi, terutama dari harga yang diatur pemerintah," katanya. Dalam hitungannya, inflasi Februari akan ada di kisaran 0,3%. David juga sepakat, faktor pemicu kenaikan inflasi Februari ini lebih disebabkan karena kenaikan harga bahan makanan akibat gangguan pasokan selama musim hujan. Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti juga memperkirakan dampak kenaikan upah minimum provinsi (UMP), TTL dan banjir yang terjadi pada Januari lalu mulai terasa di Februari. Ia memperkirakan, inflasi bulanan di Februari sekitar 0,34% dan inflasi tahunannya sekitar 4,87%. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengakui, akibat banjir dan kebijakan di sektor hortikultura, inflasi Januari meningkat di atas 1%. Meski begitu, ia berharap kondisi ini tidak berlanjut di bulan Februari. "Kami harapkan inflasi Februari akan lebih rendah, yaitu di kisaran 0,3% - 0,4%," ujarnya akhir pekan lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News