Pangan tak lagi jadi penyebab utama inflasi



JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni 2017 sebesar 0,69% dengan inflasi tahun kalender Januari-Juni 2017 mencapai 2,38% dan inflasi tahunan Juni 2017 mencapai 4,37% year on year (YoY).

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, seluruh kelompok pengeluaran mengalami inflasi. Namun, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pemicu inflasi puasa dan Lebaran, tahun ini bersumber dari penyesuaian tarif listrik 900 volt ampere, khususnya untuk pelanggan pascabayar hingga tarif transportasi.

"Sementara bahan makanan relatif terkendali. Jadi pattern ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu penyumbang teresar bahan makanan," kata Suhariyanto, Senin (3/7).


Catatan BPS, kelompok bahan makanan mencatat inflasi 0,69% dengan andil inflasi 0,14%. Menurut Suhariyanto, bahan pangan yang biasanya bergejolak di lebaran, seperti daging dan beras tidak terjadi di lebaran tahun ini.

Adapun andil inflasi bahan makanan tersebut bersumber dari kenaikan harga ikan segar dengan andil inflasi 0,05%, bawang merah dan daging ayam ras dengan andil inflasi masing-masing 0,03%, pepaya 0,02%, serta pepaya muda, kentang, timun, tomat sayur, wortel, dan bayam dengan andil masing-masing 0,01%.

Kelompok maknan jadi, mengalami inflasi 0,39% dengan andil 0,07%. Pemicunya, inflasi pada kue kering, mie, nasi dan lauk, kopi manis, rokok kretek, dan rokok kretek filter dengan andil masing-masing 0,01%.

Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, mengalami inflasi 0,75% dengan andil yang cukup besar sebesar 0,18%. "Yang dominan adalah penyesuaian tarif listrik 900 VA, khususnya pascabayar dengan sumbangan 0,17% dan ada kenaikan tarif air minum dengan sumbangan 0,01%," tambah dia.

Kelompok sandang, mengalami inflasi 0,78% dengan andil 0,05%. Ia bilang, ada dua komoditas yang memberikan andil, yaitu kenaikan emas dan perhiasan dengan andil sebesar 0,02% dan baju muslim wanita dengan andil 0,01%.

Kelompok kesehatan mengalami inflasi 0,34% dengan andil 0,02%. Kelompok pendidikan mengalami inflasi 0,07% dengan andil 0%.

Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan menjadi kelompok yang mendominasi inflasi bulan lalu, yaitu sebesar 1,27% dengan andil 0,23%. Suhariyanto bilang, ada tiga penyebab inflasi kelompok ini, yaitu kenaikan tarif angkutan udara dengan andil 0,12%, tarif angkutan antar kota dengan andil 0,08%, dan tarif kereta api dengan andil 0,01%.

Berdasarkan komponennya, inflasi inti Juni tercatat sebesar 0,26% dan 3,13% year on year (YoY), inflasi harga yang diatur pemerintah tercatat sebesar 2,10% dan 10,64% YoY, dan inflasi bergejolak sebesar 0,65% dan 2,17% YoY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia