JAKARTA. Menyiasati beban operasional yang kian membengkak, manajemen PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY) mengerek harga jual sebesar 3% hingga 5%. Tingginya beban operasional merupakan buntut dari naiknya tarif listrik dan harga bahan bakar minyak (BBM). Tirta Heru Citra, Direktur Keuangan Ricky Putra Globalindo mengatakan, mahalnya tarif listrik dan BBM membuat beban produksi perusahaan meningkat sekitar 20%-30%. Guna mencapai kinerja maksimal, maka perusahaan melakukan penyesuaian harga. "Penyesuaian harga sudah kami lakukan sejak April lalu," ujarnya belum lama ini. Upaya lainnya, RICY memindahkan kegiatan produksi utama. Jadi, produksi pabrik di Cibinong akan dikurangi 30%. Sementara target produksi di Bandung akan ditingkatkan sebesar 50%.
Pangkas Beban, RICY Kerek Harga Jual
JAKARTA. Menyiasati beban operasional yang kian membengkak, manajemen PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY) mengerek harga jual sebesar 3% hingga 5%. Tingginya beban operasional merupakan buntut dari naiknya tarif listrik dan harga bahan bakar minyak (BBM). Tirta Heru Citra, Direktur Keuangan Ricky Putra Globalindo mengatakan, mahalnya tarif listrik dan BBM membuat beban produksi perusahaan meningkat sekitar 20%-30%. Guna mencapai kinerja maksimal, maka perusahaan melakukan penyesuaian harga. "Penyesuaian harga sudah kami lakukan sejak April lalu," ujarnya belum lama ini. Upaya lainnya, RICY memindahkan kegiatan produksi utama. Jadi, produksi pabrik di Cibinong akan dikurangi 30%. Sementara target produksi di Bandung akan ditingkatkan sebesar 50%.