Pangkas bunga kredit perbankan



JAKARTA. Demi menggenjot roda ekonomi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun tangan soal suku bunga bank. Setelah memanggil para bankir bank BUMN, giliran Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo menghadap ke Istana Negara.

Inti pertemuan, Jokowi meminta BI melakukan perannya sebagai pengampu kebijakan moneter ekonomi Indonesia. Titah Jokowi, andai pertumbuhan ekonomi stabil, BI bisa menurunkan bunga acuan (BI rate) lagi. Bulan ini, BI sudah memangkas BI rate 25 basis poin menjadi 7,5%.

Bagi Jokowi, penurunan BI rate lebih lanjut merupakan amunisi kuat untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Yang menarik, sehari sebelum memanggil BI, Jokowi sudah memanggil bos empat bank BUMN, yakni Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), BNI, dan Bank Tabungan Negara (BTN).


Bukan tanpa alasan Jokowi menemui empat bank BUMN. Maklum, mereka adalah penggerak suku bunga kredit di pasar. Hitungannya begini, empat bank BUMN mengucurkan kredit sebesar Rp 1.329,64 triliun per Desember 2014.

Dus, empat bank BUMN menguasai 36,2% dari total kredit perbankan nasional. Dus, jika bank BUMN memangkas bunga kredit, bank lain bakal mengekor. Toh begitu, meski BI rate sudah turun dan Presiden Jokowi meminta bunga kredit turun, para bankir masih berhitung.

Sejumlah bank BUMN baru sebatas berencana menurunkan suku bunga kredit. Alasannya, bank membutuhkan jeda waktu, menunggu suku bunga simpanan turun mengikuti penurunan BI rate. "Mungkin bunga kredit pemilikan rumah (KPR) yang paling cepat menyesuaikan. Setelah itu baru segmen lain," ujar Pahala Mansuri, Direktur Keuangan Bank Mandiri, kepada KONTAN, kemarin.

Direktur Consumer Banking Bank Mandiri, Abdul Rachman menambahkan, suku bunga KPR Mandiri berpotensi turun sekitar 25 bps. "Kami mengikuti perkembangan pasar. Kami tentu melihat persaingan suku bunga pinjaman seperti apa," ujar dia.

Sementara Bank BNI belum menentukan sikap. Alasannya, "Dalam menentukan tingkat suku bunga, BNI menggunakan sistem risk based pricing," kata Gatot Suwondo, Direktur Utama BNI.

BRI mengklaim sudah menurunkan suku bunga kredit. Direktur Keuangan BRI, Achmad Baiquni menyatakan, pasca BI rate turun, BRI sudah menurunkan bunga kredit secara bertahap. "Rencananya suku bunga pinjaman akan turun antara 25 bps-50 bps di segmen ritel, menengah dan juga korporasi," tandasnya.

Baiquni menambahkan, bank tak hanya mengacu BI rate dalam menggunting suku bunga kredit. Faktor lain yang jadi pertimbangan BRI, yakni risiko atau biasa disebut risk based pricing. Semakin tinggi risiko, suku bunga kredit bakal mengekor.

Selama ini, risiko dijadikan bankir sebagai tameng untuk mematok bunga kredit tinggi. Tengok saja, empat bank BUMN memasang suku bunga dasar kredit (SBDK) lebih dari 10% alias dobel digit di seluruh segmen kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto