Upaya efisiensi memang menjadi solusi yang tepat. Apalagi target proyek listrik 35.000 megawatt sudah tidak sesuai pertumbuhan energi listrik di Indonesia cenderung melambat. Di Jawa dan Bali, hanya tumbuh 2% dari yang dicanangkan pada waktu membangun 35.000 megawatt sebesar 7%. Jadi, meskipun ekonomi kita tumbuh 5%, penyerapan energi listrik hanya tumbuh 2%. Sehingga ketika membangun 35.000 megawatt, kita akan oversupply, tidak bisa dijual. Itu kesalahan pokok pada waktu PLN mengambil keputusan prediksi demand sebesar 7%. PLN tidak mengantisipasi banyak hal. Saat ini, pertumbuhan energi rumah tangga minus 1%. Jadi karena pertumbuhan energi listriknya terlambat, mau dikemanakan produksi listrk sebesar itu?
Pangkas proyek besar
Upaya efisiensi memang menjadi solusi yang tepat. Apalagi target proyek listrik 35.000 megawatt sudah tidak sesuai pertumbuhan energi listrik di Indonesia cenderung melambat. Di Jawa dan Bali, hanya tumbuh 2% dari yang dicanangkan pada waktu membangun 35.000 megawatt sebesar 7%. Jadi, meskipun ekonomi kita tumbuh 5%, penyerapan energi listrik hanya tumbuh 2%. Sehingga ketika membangun 35.000 megawatt, kita akan oversupply, tidak bisa dijual. Itu kesalahan pokok pada waktu PLN mengambil keputusan prediksi demand sebesar 7%. PLN tidak mengantisipasi banyak hal. Saat ini, pertumbuhan energi rumah tangga minus 1%. Jadi karena pertumbuhan energi listriknya terlambat, mau dikemanakan produksi listrk sebesar itu?