KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham Indonesia awal tahun 2024 sempat diprediksi menguat dengan target Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) mencapai 8.000. Namun, setelah melewati setengah tahun, beberapa sekuritas menyesuaikan kembali target tersebut. Mirae Asset Sekuritas Indonesia yang awalnya memprediksi IHSG bisa mencapai 8.100, kini menurunkan targetnya menjadi 7.585. CEO Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Tae Yong Shim, menyatakan bahwa potensi kenaikan IHSG ke depan terbatas, meskipun valuasi IHSG masih sangat menarik.
RHB Sekuritas Indonesia juga menurunkan target IHSG dari 7.900 menjadi 7.800.
Baca Juga: Saham GOTO Menguat Dua Hari Terakhir, Cermati Saran Analis Head of Research RHB Sekuritas Indonesia, Andrey Wijaya, menjelaskan bahwa penyesuaian ini didasarkan pada prospek pasar saham yang melemah di kuartal III-2024 akibat pelemahan nilai tukar rupiah dan likuiditas ketat di perbankan, menyusul kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang tak terduga pada April lalu.
Andrey juga memperkirakan fluktuasi tinggi pada IHSG selama masa transisi pemerintahan presiden di kuartal III-2024. Namun, ada potensi penguatan pada kuartal IV-2024 karena peningkatan likuiditas ke negara berkembang. Sementara itu, Sinarmas Sekuritas memproyeksikan IHSG bisa mencapai 7.500 dalam skenario dasar, 7.900 dalam skenario
bullish, dan 6.600 dalam skenario bearish.
Head of Institutional Research Sinarmas Indonesia, Isfhan Helmy, melihat bahwa IHSG sudah mencapai level terendah dan berpotensi
rebound.
Baca Juga: Intip Saham-Saham Favorit Asing Saat IHSG Tergelincir Kemarin Sinarmas Sekuritas optimistis saham-saham dalam negeri bisa mencetak kenaikan harga lebih dari 10% pada 2025, dengan saham bank besar seperti
BBRI dan
BBNI diproyeksikan naik masing-masing 14% dan 17%, serta
TLKM dengan potensi upside 25%.
Mirae Asset Sekuritas mempertahankan pandangan positifnya terhadap saham sektor defensif seperti
ASII,
TLKM,
BMRI,
BBCA,
BBRI,
CPIN,
MYOR,
MAPI, dan
ACES. Sedangkan RHB Sekuritas Indonesia fokus pada sektor perbankan, kesehatan, serta minyak dan gas, dan merekomendasikan strategi
trading buy untuk saham batubara, dengan proyeksi sektor sensitif suku bunga lebih unggul di sisa tahun ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli