KONTAN.CO.ID - FRANKFURT. Bank Sentral Eropa atau The European Central Bank (ECB) kembali memangkas suku bunga pada Kamis (7/9) sebagai respons terhadap inflasi yang melambat dan pertumbuhan ekonomi yang melemah di kawasan euro. ECB menurunkan suku bunga simpanan sebesar 25 basis poin menjadi 3,50%. Keputusan ini sudah diantisipasi karena inflasi mendekati target 2%, sementara ekonomi kawasan euro hampir memasuki resesi.
Meski demikian, ECB belum memberikan panduan tegas mengenai kebijakan suku bunga di masa depan, meskipun banyak investor memperkirakan pelonggaran lebih lanjut dalam beberapa bulan ke depan.
Baca Juga: Ekonomi Loyo, Bank Sentral Tekan Bunga Presiden ECB, Christine Lagarde, menyatakan bahwa pihaknya belum berkomitmen pada kebijakan suku bunga tertentu. Kebijakan akan terus disesuaikan berdasarkan data ekonomi yang masuk. Namun, investor tetap waspada terhadap keputusan suku bunga Federal Reserve AS, yang diperkirakan juga akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Carsten Brzeski, Kepala Makro Global di ING, menyebutkan bahwa ECB tampaknya menunggu kepastian yang lebih jelas sebelum melakukan penurunan suku bunga lebih lanjut, mengingat ketidakakuratan prediksi inflasi sebelumnya. Beberapa pembuat kebijakan dari negara-negara selatan euro khawatir bahwa suku bunga yang terlalu tinggi akan memperburuk risiko resesi. Di sisi lain, pembuat kebijakan yang lebih hawkish tetap mewaspadai risiko inflasi yang berpotensi meningkat, terutama di sektor jasa.
Baca Juga: Saham Emiten Emas Berikut Ini Layak Koleksi Saat Harga Capai Rekor Tertinggi Proyeksi ekonomi terbaru menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi tahun ini akan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Inflasi diperkirakan kembali mencapai target pada paruh kedua tahun 2025, yang menandakan potensi pelonggaran kebijakan dalam waktu dekat. Investor memprediksi pemotongan suku bunga berikutnya akan terjadi pada Desember, dengan peluang 30%-50% pemangkasan bisa lebih cepat, pada Oktober.
ECB juga menurunkan suku bunga pembiayaan kembali sebesar 60 basis poin menjadi 3,65%, untuk mempersempit selisih antara suku bunga simpanan dan pembiayaan kembali, yang diharapkan dapat mendorong pinjaman antar bank. Dengan langkah ini, ECB berharap dapat mengelola suku bunga pasar dengan lebih baik serta menjaga risiko inflasi di masa depan.
Editor: Noverius Laoli