WASHINGTON DC. The Fed memangkas suku bunganya sebesar 50 poin, menjadi 1% seperti yang diharapkan, pada hari Rabu (29/10) kemarin. Ini adalah level yang paling rendah sejak Juni 2003. Saat itu, dengan suku bunga yang rendah, orang-orang berbondong-bondong meminjam dana segar. Tapi waktu tak selalu sama. pada tahun 2003, perekonomian Amerika Serikat keluar dari keterpurukan. Tahun 2008, justru kembali memburuk. Konsumer kian tergulung dalam gelombang pengangguran, harga hunian ikut anjlok dan semuanya menjadi khawatir. Pemotongan suku bunga telah menciutkan suku bunga tabungan dan indeks bursa di luar negeri juga sudah rontok 36% sepanjang tahun ini. Perbankan akan mulai menciutkan suku bunga pinjaman mereka karena pergerakan The Fed, namun mereka tidak akan meminta kucuran seperti yang terjadi dua tahun lalu. Pernyataan The Fed pada hari Rabu kemarin bahwa kemungkinan bakal ada pemangkasan suku bunga kembali pada bulan Desember, membikin prediksi ke depan (outlook) justru suram. Perdagangan di pasar kontrak berjangka kemudian berharap bakal terpangkasnya kembali sedikitnya 25-50 poin ke level yang tak akan pernah terlihat selama 50 tahun ini. The Fed juga menurunkan emergency discount window lending rate menjadi 1,25% dari 1,75%. Pengirisan tingkat suku bunga ini sudah bulat. The Fed justru menggelindingkan risiko lantaran menyurung tingkat suku bunga menuju nol dan kemudian memiliki pilihan terbatas untuk memperpanjang pertempuran kemerosotan ini. Regulator dan pemerintahan Bush telah mencoba untuk memulihkan sistem finansial dengan mengguyurkan triliunan dolar AS ke pasar, dan tercatat US$ 700 miliar direncanakan untuk membeli saham di perbankan dan membeli aset-aset bermasalah. Pemotongan tingkat suku bunga Rabu kemarin terjadi kurang dari sebulan sejak The Fed juga memangkas 50 basis poin pada awal Oktober; dikoordinasikan dengan beberapa bank sentral di seluruh dunia. Sebagai tambahan, regulator telah membikin sejumlah program untuk menahan pinjaman jangka pendek di pasar, deposito perbankan, dana pasar uang dan pinjaman perbankan. Rabu kemarin, untuk yang pertama kalinya bagi the Fed membuka keran senilai US$ 120 miliar untuk swap dengan bank sentral dari empat pasar negara-negara berkembang (emerging market) yaitu Brazil, Meksiko, Korea dan Singapura. The Feed menyebutnya sebagai "systemically important economies". Sebanyak US$ 125 miliar telah digelontorkan untuk saham-saham di sembilan bank terbesar di AS minggu ini. Departemen Keuangan dan pemerintahan Bush telah mendesak perbankan untuk mendapatkan modal dari guyuran ini untuk untuk dikeluarkan (dipinjamkan). Bankir, bagaimanapun juga, telah melihat sembari menunggu. beberapa telah menggunakan modalnya untuk membeli saham-saham rivalnya yang sedang melemah. Sementara itu, suku bunga London Interbank Offered Rate (Libor) untuk jangka waktu tiga bulan, besarnya 3,42%. Peningkartan ini cukup banyak dibandingkan awal bulan ini yang mencapai 4,82%. The effect of the Fed''s actions on the interbank rate won''t be known until it resets Thursday in London.John Lonski, managing director Moody Investors Service mengatakan, pemangkasan suku bunga ini memberi sentuhan halus bagi perbankan dan dibutuhkan langkah-langkah untuk menggenjot laba mereka. Para ekonom mencatat pernyataan The Fed tentang inflasi yang mensinyalkan bahwa bank sentral terlihat kurang perhatian; bahwa seluruh upaya untuk menyelamatkan sistem finansial akan menghasilkan inflasi tahun depan. "Dipandang dari sisi penurunan harga energi dan komoditi lainnya dan prospek pelemahan aktivitas ekonomi, kami berharap inflasi akan moderat di kuartal ke depan ke level yang konsisten sejalan dengan stabilnya harga-harga," kata The Fed. Menurut Peter Schiff, president of Euro Pacific Capital, ada beberapa hal yang harus dicermati dalam pernyataan The Fed tersebut. "The Fed menyingkirkan minyak dan inflasi yang sesungguhnya telah menciptakan kondisi ini, tetapi mereka terus mengabaikannya," katanya. Editor: