NUSADUA. Para pelaku di industri perbankan syariah bisa tersenyum lebar. Target mereka mengerek aset industri bank syariah mencapai 5% dari total aset perbankan nasional sebentar lagi terwujud. Edy Setiadi, Direktur Eksekutif Departemen Perbankan Syariah Bank Indonesia (BI), mengatakan target tersebut bisa tembus di Juni 2013. Optimisme regulator ditopang beberapa pencapaian perbankan syariah sejak awal tahun serta faktor pertumbuhan. Kalaupun meleset, paling lambat bulan September atau Oktober 2013 tercapai. Sampai akhir Maret 2013, aset perbankan syariah sudah 4,89% dari total perbankan. Aset itu meliputi bank umum syariah, unit usaha syariah, dan bank pembiayaan rakyat (BPR) syariah.
Aset syariah akan terus bertambah lantaran dana haji masih mengalir ke bank syariah. Apalagi, dari pengalaman sebelumnya, pada September-Oktober, perusahaan pembiayaan mencari pendanaan. Biasanya mereka mengandalkan sumber dana perbankan. Edy berharap, wacana pembentukan Bank BUMN syariah bisa meningkatkan kompetisi dan berimbas pada bank konvensional. "Sehingga bank-bank induk konvensional lebih memberikan perhatian ke bank syariah," ujarnya di sela-sela acara Seminar Islamic Finance, Kamis (30/5), di Nusa Dua, Bali. Ke sektor produktif Meski tumbuh, beberapa kendala menghadang perbankan syariah. Halim Alamsyiah, Deputi Gubernur BI, mengatakan saat ini belum banyak bank umum syariah yang beraset besar. Ditambah lagi, jurang perbedaan aset bank syariah besar peringkat satu, hingga dua maupun tiga cukup jauh. Berbeda dengan perbankan konvensional. Selain itu perhatian terhadap perbankan syariah belum total. Dalam hal produk juga belum beragam. Nah, kunci mengatasi masalah ini adalah ekspansi. Maklum, saat ini konsentrasi bank syariah masih di perkotaan. Makanya BI terus mendorong pelaku syariah melakukan ekspansi ke daerah. Berdasarkan pengamatan bank sentral, ekspansi merupakan kunci persaingan di industri. Perbankan syariah tak perlu khawatir soal syarat permodalan untuk ekspansi. "Kami memberi keleluasaan, relaksasi untuk syarat permodalan bank syariah berekspansi," jelasnya.
Agus Martowardojo, Gubernur BI, berjanji mengembangkan perbankan syariah. Menurut mantan menteri keuangan ini, ke depan perbankan syariah tidak bisa cuma mengandalkan segmen konsumer, tapi juga harus ke segmen produktif. Makanya, BI siap mengambil inisiatif memperbaiki regulasi di industri perbankan syariah. "Kami yakin potensi bank syariah, karena produknya menggunakan underlying yang jelas," terangnya. Muliaman D Hadad, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung langkah BI. Selaku regulator yang akan menjadi pengawas bank tahun depan, pihaknya ikut mempersiapkan pertumbuhan perbankan syariah. Caranya, OJK sudah membentuk panel berisikan para praktisi syariah. Mereka ini akan merancang berbagai produk jangka panjang untuk bank syariah. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie