Pangsa pasar dan Asian Games jadi penopang kinerja Surya Citra Media (SCMA)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek PT Surya Citra Media Tbk masih dinilai positif oleh para analis di sisa tahun ini. Perolehan pangsa pemirsa (audience share) yang tinggi ditambah posisinya sebagai pemegang hak siar Asian Games 2018 menjadi katalis positif bagi emiten berkode SCMA tersebut.

Analis Mirae Asset Management Christine Natasya dalam riset 2 Agustus menjelaskan, pangsa pemirsa sepanjang masa SCMA di bulan Juli mencapai 33,6%. Angka ini merupakan yang tertinggi sepanjang 2018, sekaligus melampaui pencapaian Juli tahun lalu sebesar 26,9%.

Di sisi lain, pesaing terdekat SCMA, yakni PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) hanya memiliki pangsa pemirsa sebesar 31,8% pada Juli lalu.


Pangsa pemirsa SCMA masih berpotensi melesat mengingat emiten tersebut memegang hak siar Asian Games 2018 yang saat ini sedang berlangsung. Minimal, perolehan pangsa pemirsa SCMA sebesar 27,6% pada akhir kuartal III-2017 lalu kemungkinan besar bisa dipatahkan.

Tak hanya itu, Asian Games juga bisa mendongkrak kinerja keuangan SCMA dalam jangka pendek. Menurut Christine, pesta olahraga empat tahunan se-Asia tersebut diproyeksikan mampu menghasilkan pendapatan iklan paling tidak sebesar Rp 150 miliar. Angka ini berpotensi memenuhi 12% dari pendapatan perusahaan di kuartal III nanti.

“Dengan asumsi pertumbuhan sekitar 20% (yoy), kami memperkirakan pendapatan SCMA di kuartal III-2018 akan mencapai Rp 1,25 triliun,” imbuh Christine.

Senada, Analis Danareksa Sekuritas, Adeline Solaiman bilang, ajang Asian Games dapat mendongkrak pendapatan sekaligus pangsa pemirsa SCMA.

Bahkan, jika melihat fakta bahwa pangsa pemirsa SCMA mencapai level tertinggi di bulan Juli lalu, tidak menutup kemungkinan jarak perolehan pangsa pemirsa dengan para pesaingnya di industri televisi akan melebar untuk beberapa waktu ke depan.

Memang, harus diakui penyelenggaraan Asian Games membuat SCMA mesti mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk keperluan produksi. Biaya tersebut relatif lebih besar dari biaya produksi acara-acara milik SCMA lainnya.

Maka dari itu, Adeline menilai, keputusan SCMA untuk tidak lagi memegang hak siar tayangan Liga Champions sudah cukup tepat. Sebab, tayangan tersebut juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Ditambah lagi, Liga Champions tayang pada dini hari sehingga segmen penontonnya lebih terbatas walaupun potensi pendapatannya juga cukup besar.

“Setidaknya, lepasnya hak siar Liga Champions membuat beban SCMA berkurang. Perusahaan juga bisa langsung mengkompensasinya dengan pendapatan dari iklan,” ungkap dia.

Adeline menyarankan beli saham SCMA dengan target Rp 2.700 per saham. Christine juga merekomendasikan beli saham SCMA dengan target Rp 2.980 per saham.

Ia memprediksi, pendapatan SCMA bisa mencapai Rp 4,97 triliun pada akhir tahun nanti, sedangkan laba bersih perusahaan berada di level Rp 1,49 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi