JAKARTA. Makin maraknya tren orang tua bekerja membuat waktu bermain dengan buah hati semakin singkat. Pendek cerita, sesibuk apa pun orangtua bekerja, mereka tetap ingat akan pendidikan si anak. Mereka lantas mencari mainan-mainan yang mendidik anak sekaligus merangsang otaknya sejak usia dini. Tak heran jika dalam dua tahun belakangan ini mainan edukatif banyak diburu oleh para orangtua. Salah satu produsen mainan anak edukatif yang ketiban rezeki adalah gerai online malvakayla.com. Gerai ini sudah beroperasi sejak pertengahan tahun 2006 silam. Pemiliknya, Yulina Setianingsih secara tak sengaja terjun ke bisnis ini gara-gara tidak menemukan mainan edukatif untuk buah hatinya.
Kini, dalam sebulan, wanita 32 tahun ini mampu meraup omzet rata-rata Rp 30 juta. Selain penjualan online, Yulina juga membuka showroom di Pusat Grosir Cililitan. "Showroom ini dibuka untuk mengatasi keragu-raguan pembeli online," tukas mantan wartawan ini. Selama ini, Yulina memproduksi sendiri mainan edukatifnya. Ada yang berbahan dasar kayu dan ada pula yang berbahan dasar kain. Mainan tersebut lebih ditujukan untuk anak usia bayi sampai balita. Sebagai contoh, untuk mainan kayunya, Yulina punya sekitar 50 jenis mainan. Rata-rata setiap jenis mainan kayu bisa diproduksi sekitar 30 unit setiap bulan. "Saya butuh empat pekerja tetap untuk memproduksi mainan sebanyak itu," ujar ibu muda ini. Sementara untuk mainan kain, terbagi dalam empat kategori seperti buku kain, dadu dan angka, papan flanel, serta papan bermain. Mainan yang paling laku, yaitu buku kain, diproduksi sekitar 60 buah setiap bulannya. "Kalau ada pesanan khusus dari proyek perusahaan bisa lebih dari itu," lanjut Yulina. Selain memproduksi karyanya sendiri, Yulina juga mengimpor beberapa mainan plastik. "Harga aneka mainan di gerai saya antara Rp 2.000 sampai Rp 150.000," ujarnya. Yulina bilang, 90% pembelinya adalah agen atau perusahaan. Sehingga, produksi mainan edukatif Yulina didasarkan pada pesanan yang ada. Legitnya laba mainan anak juga dirasakan oleh Hatta Noor Adhy. Selama setahun, Hatta memasarkan produk mainan edukatif dari kayunya di website pernik suvenir Tasya Suvenir yang beralamat di smartbags.multiply.com. Rata-rata setiap bulannya, Hatta menimang omzet sebesar Rp 15 juta. "Saya menjual aneka puzzle kayu tiga dimensi dan puzzle dua dimensi untuk anak-anak pra TK dan TK," ujarnya. Beberapa puzzle kayu tersebut diproduksi sendiri oleh Hatta, namun ada juga titipan dari beberapa pengrajin kayu. Hatta mengaku sangat serius menggarap bisnis mainan edukatif tersebut lantaran merunut pangsa pasarnya yang tak akan pernah lekang. Apalagi persaingan di bisnis ini masih belum terlalu sesak. Harga produk puzzle tiga dimensi bikinan Hatta adalah Rp 50.000. Sementara produk puzzle dua dimensinya Rp 30.000. Harga tersebut lebih mahal dari produk titipan pengrajin lantaran kualitas dan mutu kayu yang dipakai beda.
Dari harga-harga tersebut, Hatta menikmati margin 15% jika produknya dijual ke agen atau reseller. Sementara bila dijual ke pembeli langsung, marginnya mencapai 40%. Setiap bulannya, produk puzzle tiga dimensinya terjual rata-rata 300 unit. Tak hanya itu, Hatta juga melayani pemesanan khusus dari beberapa pemerintah daerah yang mempunyai program edukasi. Sehingga penghasilan Hatta terbilang masih aman walau pasar mainan edukatif sempat seret akibat krisis global. "Akhir tahun lalu dan awal tahun ini, pemesanan sempat turun 25%. Atau berkurang sampai 60 pieces," ungkapnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie