JAKARTA. Total pembiayaan syariah sepanjang empat bulan pertama tahun ini turun 26% dibanding periode sama tahun lalu. Penyebabnya, melorotnya penjualan kendaraan bermotor. Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total pembiayaan syariah pada akhir April 2015 hanya Rp 16,72 triliun. Jumlah ini merosot 26% dibanding periode sama tahun lalu, Rp 21,17 triliun. Adapun total pembiayaan multifinance per April 2015 sebesar Rp 368,65 triliun. Artinya, porsi pembiayaan syariah hanya 4,5% dari total pembiayaan. Pangsa pasar pembiayaan syariah ini menurun ketimbang April tahun lalu yang sebesar 5,99%.
Menurut Presiden Direktur PT Federal International Finance (FIF) Suhartono, salah satu penyebab pembiayaan syariah kalah dibanding konvensional, lantaran sumber pembiayaan konvensional lebih banyak ketimbang syariah. Selain itu, masih jarang perusahaan pembiayaan yang khusus menangani syariah. Umumnya hanya berupa unit usaha syariah (UUS). "Mudah-mudahan dengan peraturan OJK mengenai penurunan uang muka syariah, bisa menggenjot pembiayaan syariah," ujar Suhartono, akhir pekan lalu. Suwandi Wiratno, Direktur Utama PT Chandra Sakti Utama Leasing, menuturkan, penurunan pembiayaan syariah disebabkan penurunan penjualan kendaraan roda dua dan roda empat sejak Januari hingga April 2015 sekitar 20%. Anjloknya penjualan kendaraan ini merupakan imbas dari perlambatan ekonomi Indonesia. Andalkan Ramadan Menurut Suwandi, kondisi ini tidak hanya dialami pembiayaan syariah. Pada pembiayaan konvensional terjadi hal sama. "Sepanjang empat bulan pertama, terjadi penurunan penjualan antara 15%-20%. Namun mulai bulan Mei, penjualan kendaraan roda empat mulai tumbuh 15%," imbuh Suwandi. Suwandi bilang, sepanjang tahun lalu, belum terasa kelesuan ekonomi seperti saat ini, sehingga penjualan kendaraan terbilang baik. Secara industri, pembiayaan kendaraan baru dan bekas tumbuh 7%. Tahun ini, kelesuan ekonomi turut mengerem pembiayaan syariah. Saat ini, kantong pembiayaan syariah di Indonesia terpusat di Aceh, Gorontalo, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jadi, besar kemungkinan terjadi penurunan penjualan kendaraan di wilayah tersebut.
Mengingat kondisi kelabu ini, multifinance mencari cara menggenjot pembiayaan. Cara yang ditempuh, antara lain gencar melakukan pameran dan promosi. Terlebih, sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadan dan Lebaran. "Secara historis, penjualan kendaraan roda dua dan roda empat jelang Ramadan dan Lebaran mengalami peningkatan. Ini peluang yang baik," ujar Suwandi. Suwandi optimistis, penyaluran pembiayaan akan membaik jika uang muka pembiayaan syariah diturunkan. Dia berharap, kelesuan penjualan otomotif yang disebabkan perlambatan ekonomi pada semester I-2015 dapat dikejar pada semester II. Salah satunya dengan keringanan uang muka syariah yang rencananya akan disahkan akhir Juni oleh OJK. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan