KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walaupun bisnis tertekan akibat pandemi, namun pangsa pasar unitlink masih menunjukkan pertumbuhan sepanjang 2020. Tercatat, pangsa pasar unitlink mencapai 63,90% hingga Oktober 2020. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), pangsa pasar itu naik dari pada tahun 2019 yakni sebesar 54,69%. Direktur PT Infovesta Utama Parto Kawito menyebut kenaikan itu berkat kepercayaan investor terhadap produk unitlink. "Investor percaya terhadap manfaatkan proteksi kesehatan yang diberikan di tengah pandemi, serta potensi imbal hasil dari investasi unitlink tentunya," kata Parto, dalam diskusi secara daring Kamis (18/2).
Dari realisasi itu, ia percaya unitlink masih menjadi tempat investasi yang menarik bagi masyarakat. Diperkirakan bisnis unitlink akan membaik seiring proyeksi pertumbuhan ekonomi global IMF yang mencapai 5,5% di 2021.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 telah mengubah lanskap industri asuransi di Indonesia "Serta didorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa ada ruang gerak bagi perusahaan asuransi untuk mengembangkan lagi produk asuransi dengan memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah baik dari sisi manfaat hingga imbal hasil," kata Parto. Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu memperkirakan, bisnis unitlink akan bangkit ketika ada kejelasaan terkait program vaksin. Jika semakin banyak masyarakat mendapatkan vaksin, maka bisnis unitlink juga ikut terkerek. Selain itu, pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia dan perpindahan ibu kota turut mendorong ekonomi membaik. Terlebih, kata dia, ada sebanyak 136 perusahaan asing akan relokasi dari negara lain ke Indonesia sebagaimana yang pernah diungkapkan kepala BKPM. Jika merujuk data OJK, realisasi premi unitlink industri mencapai Rp 89,04 triliun per Oktober 2020. Sementara pada tahun 2018 dan 2019, premi unitlink masing-masing sebesar Rp 90,23 triliun dan Rp 101,86 triliun. Sejumlah pemain asuransi, masih mencatatkan kinerja positif. Misalnya saja, BNI Life berhasil memperoleh premi unitlink sebesar Rp 1,82 triliun pada 2020. Jumlah itu naik 10% dibandingkan tahun 2019 yakni Rp 1,65 triliun. "Tahun 2020 produk asuransi unitlink yang berbasis pendapatan tetap relatif lebih bagus dibandingkan produk yang berbasis saham," kata Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan. BNI Life mengaku senantiasa menjaga kepercayaan nasabah dalam mempercayakan perlindungan finansial dan perencanaan keuangannya. Tahun ini perusahaan menargetkan premi unitlink Rp 1,9 triliun dengan imbal hasil sebesar Rp 680 miliar.
Menurutnya, produk asuransi akan dipilih nasabah sesuai dengan kebutuhan dan risk appetite. Kinerja produk berbasis pasar uang dan pendapatan tetap cenderung stabil. Sementara, kinerja produk berbasis saham tahun ini akan relatif lebih tinggi namun memiliki volatilitas yang tinggi juga sehingga semua akan berbalik pada risk appetite dan kebijakan nasabah dalam memilih. "Strategi investasi unitlink tahun ini tetap akan menjaga kualitas underlying aset investasi, baik untuk obligasi dan saham terutama dengan menambah alokasi pada saham big cap," imbuh Eben.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat