Panin AM Catat AUM Rp 14,85 Triliun di Februari 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan (asset under management/AUM) Panin Asset Management (Panin AM) terkoreksi di Februari 2024. Meski begitu, perusahaan tetap optimistis target pertumbuhan AUM dapat tercapai.

Berdasarkan data perusahaan, AUM Panin AM di Februari 2024 sebesar Rp 14,85 triliun, turun 1,30% secara bulanan (MoM) dari Rp 15,04 triliun. Sejak awal tahun, AUM Panin AM tercatat terkoreksi 1,36% dari Rp 15,05 triliun.

Baca Juga: Panin Asset Management Catat AUM Reksadana Rp 14,72 Triliun Per Oktober 2023


Direktur Panin AM Rudiyanto memaparkan, mayoritas produk reksadana Panin AM mengalami pertumbuhan AUM. Terbesar dari pasar uang yang tumbuh 5,97% MoM menjadi Rp 499,35 miliar.

Disusul reksadana saham sebesar 1,35% MoM menjadi Rp 6,70 triliun, ETF 1,34% MoM menjadi Rp 19,83 miliar, dan pendapatan tetap tumbuh 0,55% MoM menjadi Rp 1,85 triliun.

Sementara reksadana terproteksi turun paling tinggi, yakni 8,38% MoM menjadi 3,33 triliun. Lalu juga reksadana campuran yang terkoreksi 0,76% MoM menjadi Rp 2,44 triliun.

Ia menjelaskan, penurunan AUM di Februari karena ada satu reksadana terproteksi yang jatuh tempo dengan nilai sekitar Rp 300 miliar.

"Hal ini membuat total AUM turun meskipun ada kenaikan di jenis yang lain," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (19/3).

Baca Juga: Total Dana Kelolaan Industri Reksadana di Februari 2024 Capai Rp 788,6 Triliun

Meski begitu, tren penurunan AUM di dua bulan pertama ini tak mengendurkan target perusahaan. "Belum ada perubahan target karena reksadana terproteksi terbit dan jatuh tempo itu proses bisnis yang umum," sambungnya.

Dus, Panin AM masih yakin mampu mencapai AUM sebesar Rp 17 triliun, termasuk produk kontrak pengelolaan dana (KPD) hingga akhir 2024.

Untuk itu, Panin AM juga akan getol meningkatkan kinerja produk, kemampuan tenaga pemasar, menambah kerjasama dengan agen penjual yang memiliki kesamaan visi, dan menerbitkan reksadana terproteksi secara reguler.

Rudiyanto menyebutkan, perusahaan berencana meluncurkan reksadana terproteksi empat hingga 5 kali di tahun ini. Adapun sampai Maret ini baru meluncur dua produk. "Yang lainnya masih dalam proses pengajuan ke OJK dan tergantung ketersediaan obligasi yang sesuai," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto