KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengisi portofolio dengan saham
second liner terbukti membawa reksadana Panin Dana Teladan milik PT Panin Asset Management menorehkan kinerja di atas rata-rata reksadana saham. Berdasarkan data Infovesta Utama, hingga Januari 2018 reksadana ini menempati urutan 10 kinerja tertinggi dengan
return 12,67%. Sementara rata-rata kinerja indeks reksadana saham sebesar 4,71%. Direktur Panin Asset Management Rudiyanto juga melihat tahun ini ada perubahan tema pasar dari yang terkonsentrasi pada saham berkapitalisasi besar menjadi pada saham second liner.
Ikut meraih cuan, reksadana Panin Dana Teladan juga memiliki portofolio
second liner. "Portofolio reksadana ini berinvestasi pada saham berfundamental baik dan valuasi masih murah, makanya kita ikut mengalami kenaikan," kata Rudiyanto. Memang, Rudiyanto menilai beberapa saham berkapitalisasi besar memiliki valuasi yang mahal. Sehingga, aliran dana investor justru masuk ke saham yang valuasinya lebih rendah, yaitu saham second liner. Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan reksadana yang memiliki portofolio pada saham second liner baru menerima berkahnya di tahun ini. "Tahun lalu harga saham
second liner terkoreksi karena para
fund manager tidak ada yang tertarik harga jadi turun, sementara di tahun ini karena saham big cap valuasi sudah mahal, uang mulai masuk ke
second liner," tambah Rudiyanto. Salah satu saham yang mendorong kinerja reksadana ini cukup bagus adalah PT Timah (TINS). Rudiyanto mengatakan laporan keuangan di akhir tahun dan kuartal I 2018 memang diproyeksikan bisa positif dan mendorong kinerja reksadana saham. Bahkan, saat ini sudah terlihat laporan keuangan sektor pertambangan diproyeksikan positif dan harga sahamnya sudah duluan naik.
Sementara, sentimen negatif yang mungkin menahan kinerja reksadana saham, menurut Rudiyanto bisa datang dari naiknya harga minyak di atas US$ 80 per metrik ton sehingga bisa berdampak ke naiknya inflasi. Selain itu, yang juga perlu diwaspadai adalah ketahanan kenaikan harga batubara. "Sekarang sektor pertambangan harganya naik karena harga batubara naik, sementara harga batubara sangat volatile, jika terjadi perubahan bagaimana fund manager ambil keputusan ini yang harus di waspadai mereka," kata Rudiyanto. Rudiyanto menargetkan hingga akhir tahun reksadana saham milik Panin Asset Management bisa berkinerja di atas IHSG. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto