KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Erajaya Swasembada Tbk (
ERAA) diproyeksikan melambat pada kuartal III-2021. Penyebab utama datang dari PPKM yang dilakukan pada periode Juli-Agustus yang membuat jumlah kunjungan ke gerai berkurang. Analis Panin Sekuritas Rendy Wijaya menjelaskan, pemberlakuan PPKM Darurat dan PPKM Level 4 berpotensi menyebabkan tekanan ke kinerja penjualan ERAA di kuartal III-2021. Namun, ia memperkirakan efeknya akan jauh lebih minim dibanding periode awal pandemi 2020 lalu seiring dengan permintaan produk elektronik saat ini yang cenderung masih tinggi.
Secara umum, menurutnya, kinerja ERAA akan mengalami penurunan secara kuartalan. Namun, di satu sisi, pemberlakuan PPKM turut meningkatkan belanja secara digital yang berpotensi menjadi penopang kinerja. “Jadi, penjualan digital ini berpotensi menjadi penopang kinerja selama kuartal III-2021. Walau menurun secara kuartalan, dengan tingginya permintaan produk elektronik dan juga saluran penjualan digital yang sudah lebih
established selama pandemi, gangguan terhadap operasional penjualan akan lebih minim dibanding tahun 2020 lalu,” kata Rendy kepada Kontan.co.id, Rabu (8/9).
Baca Juga: Erajaya (ERAA) dapat rekomendasi beli dari NH Korindo Sekuritas, ini penjelasannya Sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja, ERAA secara gencar melakukan ekspansi pada tahun ini. Tercatat, ERAA sudah membuka 82 gerai baru sepanjang paruh pertama tahun ini. Rendy meyakini, penambahan gerai baru ini berpotensi meningkatkan kinerja ERAA seiring dengan dengan semakin luasnya cakupan pasar ERAA. Namun, dia mengingatkan pembukaan gerai dari ERAA juga masih cenderung minim jika dibandingkan dengan pra-pandemi. Ia melihat, manajemen ERAA masih cenderung selektif sambil mengamati perkembangan Covid-19 di Indonesia. Oleh sebab itu, Rendy memperkirakan pembukaan gerai masih belum akan mencapai level yang sama seperti sebelum pandemi. “Pada tahun ini ERAA menargetkan untuk membuka 260 - 300 gerai baru, namun rasanya target ini agak sulit dicapai dikarenakan situasi pandemi juga. Tapi dari sisi kinerja tidak akan terpengaruh signifikan dari tidak tercapainya target pembukaan gerai ini,” imbuh Rendy. Selain itu, ERAA juga melakukan aksi ekspansi dengan membuka gerai baru melalui skema Erafone Cloud Retail Partner di mana ini merupakan skema pembukaan gerai baru dengan menjalin kerjasama dengan investor lokal. Rendy menjelaskan, melalui skema tersebut, ERAA akan bekerjasama dengan investor yang memiliki ruko ataupun modal. Nantinya kedua belah pihak akan melakukan pembagian keuntungan.
Menurutnya, inisiatif ini akan dapat meningkatkan efisiensi ERAA dalam melakukan ekspansi di mana belanja modal yang diperlukan akan menjadi lebih minim dan mendukung peningkatan arus kas perusahaan. Berdasarkan proyeksinya, setiap pembukaan 1 gerai baru, ERAA rata-rata membutuhkan sekitar Rp 1 miliar untuk belanja modal. Adapun, pada tahun ini Rendy memproyeksikan ERAA akan membukukan pendapatan sebesar Rp 41,27 triliun dengan laba bersih Rp 1,09 triliun. Sementara untuk tahun depan akan mengantongi pendapatan Rp 48,5 triliun dengan laba bersih Rp 1,24 triliun. Ia pun merekomendasikan untuk beli saham ERAA dengan target harga Rp 860 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari