Panin Sekuritas: Hindari dulu saham yang terdepak dari indeks LQ45



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengumumkan daftar penghuni baru indeks LQ45 untuk periode Februari-Juli 2019. Berdasarkan pengumuman BEI Jumat (18/1) kemarin, ada empat emiten yang menjadi penghuni baru indeks LQ45, antara lain PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).

Kedatangan empat penghuni baru tersebut tentunya membuat empat penghuni lama harus hengkang dari indeks LQ45. Empat emiten ini adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), PT Sentul City Tbk (BKSL), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS).

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menyebut, saham yang menjadi penghuni baru indeks LQ45 punya prospek bagus. Saham-saham tersebut sangat berpotensi mendapatkan akumulasi dana masuk dari investor pada perdagangan Senin (21/1) mendatang. Pasalnya, indeks LQ45 masih menjadi acuan bagi investor yang berkecimpung di dunia pasar modal Tanah Air.


Asal tahu saja, sejak diluncurkan pada Februari 1997, indeks LQ45 menjadi indeks yang paling banyak digunakan pengelola dana atau manajer investasi sebagai dasar dari produk investasinya terutama dalam bentuk reksadana. “Sebaliknya, saham-saham emiten yang terdepak dari indeks LQ45 akan mengalami rebalancing dan dana investor yang terakumulasi akan keluar,” kata William kepada Kontan.co.id, Sabtu (19/1).

Oleh karena itu, William menyarankan agar investor menghindari dulu saham-saham emiten yang terdepak dari indeks LQ45. Karena saham-saham ini punya potensi mengalami koreksi harga dalam jangka waktu yang cukup lama. “Terutama untuk jangka pendek dihindari dulu, akan mengalami koreksi lebih dari sepekan, tapi itu pun masih tanpa kepastian,” kata dia.

Secara khusus, William merekomendasikan investor untuk membeli saham emiten baru penghuni indeks LQ45. Target harga CPIN ada di level Rp 10.000 per saham, ERAA Rp 3.000 per saham, PWON Rp 700 per saham, dan TKIM Rp 13.500 per saham. Dari keempat saham tersebut hanya saham TKIM yang ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan lalu. Tercatat harga saham emiten yang memproduksi kertas itu menguat tipis 0,59% ke level Rp 12.875 per saham.

Sebagai informasi, penghuni indeks LQ45 terdiri dari 45 saham emiten yang diukur berdasarkan performa harga, likuiditas tinggi, dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental yang baik. Kriteria lainnya yang juga ditetapkan oleh BEI adalah emiten tersebut minimal sudah menghuni bursa selama tiga bulan.

Selain itu, per periode Februari-Juli 2019 BEI mulai menggunakan perhitungan pembobotan baru dengan tambahan jumlah free float. Pembobotan yang dilakukan oleh BEI masih dilakukan secara bertahap. Pada periode kali ini, bobot free float yang digunakan hanya 30%. Sedangkan sisanya masih menggunakan bobot kapitalisasi pasar atau market cap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati