JAKARTA. Tak ada yang menyangkal jika Indonesia menawarkan potensi wisata luar biasa yang bisa memikat wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Keyakinan itu mendorong optimisme usaha jasa pariwisata PT Panorama Sentrawisata Tbk menapaki kinerja tahun depan. Panorama mengincar target pertumbuhan pendapatan
double digit, 15%–20% dari target pendapatan tahun ini sekitar Rp 2 triliun. Dalam nominal, Rp 2,3 triliun hingga maksimal Rp 2,5 triliun. Manajemen perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode PANR itu mengusung proyeksi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mendukung optimismenya. Kementerian itu menargetkan kunjungan 10 juta wisatawan mancanegara tahun depan.
Daniel Martinus, Direktur Keuangan Panorama Sentrawisata, kepada KONTAN, akhir pekan lalu, bilang, "Jika target itu tercapai, akan memberi peluang bagi bisnis travel and leisure yang selama ini menjadi penyumbang terbesar pendapatan kami." Tak berhenti pada target kinerja, Panorama juga membekali diri dengan modal ekspansi tahun depan. Perusahaan itu mengalokasikan belanja modal sekitar Rp 400 miliar. Panorama akan menggunakan dana itu untuk membiayai lima lini bisnisnya. Paling tidak ada tiga rencana penggunaan dana yang dijabarkan oleh Daniel.
Pertama, pengembangan bisnis e-commerce. Panorama menilai pengembangan bisnis ini penting lantaran potensi jumlah generasi melek internet di Indonesia makin besar.
Kedua, pengembangan bisnis transportasi. Perusahaan itu akan merealisasikan rencana penambahan armada taksi. Perlu dicatat, ini adalah rencana yang tak jadi direalisasikan tahun ini.
Ketiga, pengembangan bisnis perhotelan. Panorama berencana menggandeng investor untuk membangun hotel di Makassar, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Batam, Kepulauan Riau. Perlu Anda ketahui, alokasi belanja modal tahun depan tersebut lebih kecil dari alokasi tahun ini yakni Rp 429 miliar. Sepertinya perusahaan itu ingin realistis mengalokasikan belanja modal. Daniel menjelaskan, dari alokasi belanja modal Rp 429 miliar tahun ini, manajemen memperkirakan hanya terpakai Rp 250 miliar–Rp 300 miliar saja. Sebab hingga September, Panorama baru belanja Rp 200 miliar. Liburan akhir tahun Sementara mengenai target pendapatan Rp 2 triliun hingga akhir tahun nanti, Panorama yakin mampu mengejar. Jika target itu tercapai, perusahaan itu bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan 18,34% dari pendapatan 2013.
Di kuartal IV-2014 ini, katalis positif bagi kinerja Panorama adalah momen liburan akhir tahun. AB Sadewa,
Vice President Brand and Communication Panorama Group, mengatakan, secara historis kontribusi pendapatan dari momen libur akhir tahun terhadap total pendapatan Panorama adalah 20%-30%.. Sadewa mengatakan, "Karena jarak liburan sekolah dan Lebaran yang lalu berdekatan, kami memperkirakan perolehan di akhir tahun ini masih akan lebih tinggi daripada libur sekolah pertengahan tahun 2014." Catatan Panorama, tren peningkatan pemesanan paket liburan sudah mulai terlihat sejak awal November. Terutama, untuk tujuan perjalanan wisata ke Eropa dan Turki. Manajemen perusahaan Panorama meyakini permintaan tiket rute Eropa dan Turki itu akan disusul oleh permintaan tiket tujuan wisata pendek. Sebut saja Singapura, Korea Selatan dan Jepang. Prediksinya, permintaan rute akan terjadi sejak awal bulan Desember nanti. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anastasia Lilin Yuliantina