KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Panorama Sentrawisata Tbk sepanjang tahun lalu cukup menggembirakan. Perusahaan yang bergerak di bisnis pariwisata ini mencatatkan laba sebesar Rp 4,35 miliar. Padahal, pada tahun sebelumnya, emiten berkode saham PANR ini sempat merugi sebanyak Rp 16,6 miliar. Dalam laporan keuangan perusahaan di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (3/4), kenaikan laba PANR tak berbanding lurus dengan pendapatan usaha. Pendapatan PANR sedikit menurun dari Rp 2,13 triliun menjadi Rp 2 triliun. Penurunan ini disebabkan kerugian dalam selisih kurs mata uang asing yang mencatatkan kerugian sebesar Rp 2,07 miliar. Sedangkan pada 2016, PANR berhasil membukukan keuntungan dari selisih kurs mata uang asing sebesar Rp 5,7 miliar.
Namun secara menyeluruh, kinerja PANR lumayan moncer. Kinerja ini ditopang oleh pengembangkan pasar regional dan perluasan jaringan operasional di kawasan ASEAN. Beberapa waktu lalu, Panorama mengakuisisi perusahaan di Singapura. Faktor eksternal juga ikut berkontribusi terhadap pencapaian Panorama. Pariwisata Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan, dengan peningkatan kedatangan wisman sebesar 25,68% pada 2017. Pada tahun ini, Indonesia juga masuk ke dalam daftar top 20 Fastest Growing Travel Destination menurut United Nations World Tourism Organization (UNWTO). “Tahun 2017 merupakan tahun yang penting bagi perseroan karena berhasil melakukan beberapa inovasi dan pengembangan dalam kelima pilar bisnis,” ungkap Budi Tirtawisata, Direktur Utama PT Panorama Sentrawisata Tbk dalam keterangan pers, Selasa (3/4). Budi menambahkan, perseroan melakukan sinergi dengan strategic partner untuk mendukung perkembangan perseroan menjadi pemain regional dan global. Sinergi antara dua pemain pariwisata yang kuat melebur di pilar usaha Travel & Leisure, sebagai PT Panorama JTB Tours Indonesia. Ini diyakini akan memberikan dampak pertumbuhan yang signifikan pada tahun-tahun mendatang.