KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Panorama Sentrawisata Tbk (
PANR) semakin optimistis bahwa industri pariwisata bisa
rebound lebih cepat. Hal itu terjadi lantaran adanya
pent-up demand untuk
traveling, baik di segmen domestik, nusantara, maupun internasional. Namun, perusahaan juga menggarisbawahi bahwa hal tersebut tetap bergantung pada koordinasi yang dilakukan antara pemerintah dan juga para pelaku industri pariwisata. AB Sadewa,
Corporate Secretary Panorama Sentrawisata menyatakan, pemulihan industri pariwisata bisa berlangsung lebih cepat apabila pemerintah sebagai regulator, mengeluarkan aturan yang relevan terhadap situasi pasar dan kondisi dunia terkait pandemi Covid-19.
"Supaya kami bisa berkoordinasi dengan mitra-mitra kami di luar negeri (dalam hal ini
inbound tour) ataupun destinasi wisata di Indonesia," ujar Sadewa saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (19/10) lalu. Dia melanjutkan, dengan aturan yang lebih jelas dan tersosialisasikan dengan baik, PANR sebagai salah satu pelaku industri pariwisata akan lebih cepat juga membantu mendatangkan wisatawan mancanegara ataupun wisatawan nusantara (wisnus) untuk kembali
traveling. Sebagaimana diketahui, kondisi pandemi Covid-19 yang mengharuskan adanya pembatasan mobilitas termasuk perjalanan wisata, membuat sektor pariwisata cukup terpukul sejak tahun 2020 lalu. Nah, dengan dikeluarkannya penurunan level PPKM di sejumlah wilayah di Tanah Air, menjadi katalis positif tersendiri bagi PANR untuk memperbaiki bisnis mereka.
Baca Juga: Panorama Sentrawisata (PANR) gencar ekspansi dirikan anak usaha baru Ditambah lagi dengan banyaknya obyek wisata yang sudah mulai dibuka kembali, dan beberapa di antaranya sudah memperbolehkan anak-anak untuk masuk membuat sektor pariwisata kembali aktif. "Termasuk Panorama juga kembali menerima booking-an untuk
tour-tour domestik," sambungnya. Untuk memaksimalkan pemulihan sektor pariwisata, PANR pun telah mencanangkan sejumlah strategi khusus. Di antaranya, pengembangan
channel distribusi dan
market melalui
travel tech, implementasi
smart operation untuk organisasi yang lebih tangkas dan
slim, dan terakhir fokus pada unit usaha yang tumbuh dan menguntungkan.
Di sepanjang tahun ini, PANR masih memperoleh pendapatan dari segmen
corporate travel melalui perjalanan dinas yang tetap mereka lakukan dan juga penyewaan kendaraan antar jemput yang sesuai dengan protokol
Cleanliness, Health, Safety, & Environment Sustainability (CHSE). "Pelan-pelan kami juga kembali melihat ada peningkatan booking-an untuk wisata-wisata di Indonesia, bahkan juga ada
group tour yang mulai berangkat ke destinasi mancanegara," tuturnya. Hingga semester pertama tahun ini, PANR membukukan pendapatan sebesar Rp 33,96 miliar. Realisasi itu turun 92,13% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 432,13 miliar. Sementara dari sisi
bottom line, rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan tercatat mencapai Rp 51,71 miliar di akhir Juni 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari