BANDUNG. PT Pindad terancam tidak dapat menyelesaikan 150 panser pesanan TNI tepat waktu. Mulanya proyek ini ditargetkan rampung pada Desember 2009. Pasalnya terdapat sejumlah kendala dalam pengadaan panser tersebut. Menurut keterangan Dirut PT Pindad Adik Sudaryanto di hadapan Wapres, anggaran pengadaan panser yang tersedia untuk tahap pertama sebanyak Rp 151 Miliar untuk 20 panser. Uang muka yang diterima PT Pindad pun baru sebanyak 20 persen.Padahal Pindad telah menandatangani kontrak pengadaan komponen utama untuk 150 panser. "Sedangkan dana yang akan dikucurkan untuk anggaran tahap II tahun 2009 belum dapat dipastikan waktunya," ujarnya. Seluruh kebutuhan modal kerja pengadaan panser pun didanai dari pinjaman bank dalam negeri dengan biaya bunga bank mencapai Rp 5,2 miliar untuk tahun 2008 Selain itu, melambungnya harga baja anti peluru dan baja jenis lain juga mengancam pengadaan baja tahan peluru untuk panser-panser yang belum dibuat, "Kami harap pasokannya dapat didukung PT Krakatau Steel untuk mengurangi risiko harga," ujarnya Ketatnya prosedur pembebasan bea masuk juga dikeluhkan oleh PT Pindad. Pasalnya, prosedur tersebut sudah menimbulkan dampak pada terlambatnya pasokan bahan impor. Pembelian material dari dalam negeri pun belum dapat fasilitas bebas PPN. "Padahal sesuai kontrak penjualan panser, PT Pindad dibebaskan dari PPN," kata Sudaryanto Walau begitu hingga saat ini PT Pindad telah berhasil menyelesaikan 10 panser dari total 150 panser pesanan TNI. Kesepuluh unit ini akan kami serahkan kepada TNI bertepatan dengan hari ulang tahun TNI 5 Oktober 2008. TNI memesan 150 panser Armored Personnel Carrier (APC) 6x6 kepada PT Pindad. Jenis yang dipesan antara lain jenis komando, ambulan, recovery, cargo/logistik dan mortar serta empat unit panser 4x4 jenis intai. Sementara Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap pesanan panser TNI dapat diselesaikan tepat waktu, "Apa yang direncanakan TNI sudah hampir selesai, mudah-mudahan bulan depan sudah produksi yang kesepuluh," ucapnya di hanggar PT Pindad. Terkait mahalnya harga baja, Wapres mengatakan bahwa sisa panser yang belum dibuat masuk dalam kontrak tahun 2009, sehingga harganya pun akan disesuaikan. Meskipun ada kenaikan harga, tetap saja akan jauh lebih murah dibanding harus membeli panser dari luar negeri. "Harga dalam negeri ini cuma 60 persen dari harga impor, tetap lebih murah, mahal." katanya Panser produksi Pindad ini terdiri dari 12 subsistem, tiga di antaranya yakni engine, transmisi dan cooling pack harus diimpor dari Renault Perancis dan Jerman. Sisanya seperti body, suspensi, electrical, steering sampai senjata dibuat di dalam negeri.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Panser-Panser Buatan Pindad Bakal Terlambat
BANDUNG. PT Pindad terancam tidak dapat menyelesaikan 150 panser pesanan TNI tepat waktu. Mulanya proyek ini ditargetkan rampung pada Desember 2009. Pasalnya terdapat sejumlah kendala dalam pengadaan panser tersebut. Menurut keterangan Dirut PT Pindad Adik Sudaryanto di hadapan Wapres, anggaran pengadaan panser yang tersedia untuk tahap pertama sebanyak Rp 151 Miliar untuk 20 panser. Uang muka yang diterima PT Pindad pun baru sebanyak 20 persen.Padahal Pindad telah menandatangani kontrak pengadaan komponen utama untuk 150 panser. "Sedangkan dana yang akan dikucurkan untuk anggaran tahap II tahun 2009 belum dapat dipastikan waktunya," ujarnya. Seluruh kebutuhan modal kerja pengadaan panser pun didanai dari pinjaman bank dalam negeri dengan biaya bunga bank mencapai Rp 5,2 miliar untuk tahun 2008 Selain itu, melambungnya harga baja anti peluru dan baja jenis lain juga mengancam pengadaan baja tahan peluru untuk panser-panser yang belum dibuat, "Kami harap pasokannya dapat didukung PT Krakatau Steel untuk mengurangi risiko harga," ujarnya Ketatnya prosedur pembebasan bea masuk juga dikeluhkan oleh PT Pindad. Pasalnya, prosedur tersebut sudah menimbulkan dampak pada terlambatnya pasokan bahan impor. Pembelian material dari dalam negeri pun belum dapat fasilitas bebas PPN. "Padahal sesuai kontrak penjualan panser, PT Pindad dibebaskan dari PPN," kata Sudaryanto Walau begitu hingga saat ini PT Pindad telah berhasil menyelesaikan 10 panser dari total 150 panser pesanan TNI. Kesepuluh unit ini akan kami serahkan kepada TNI bertepatan dengan hari ulang tahun TNI 5 Oktober 2008. TNI memesan 150 panser Armored Personnel Carrier (APC) 6x6 kepada PT Pindad. Jenis yang dipesan antara lain jenis komando, ambulan, recovery, cargo/logistik dan mortar serta empat unit panser 4x4 jenis intai. Sementara Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap pesanan panser TNI dapat diselesaikan tepat waktu, "Apa yang direncanakan TNI sudah hampir selesai, mudah-mudahan bulan depan sudah produksi yang kesepuluh," ucapnya di hanggar PT Pindad. Terkait mahalnya harga baja, Wapres mengatakan bahwa sisa panser yang belum dibuat masuk dalam kontrak tahun 2009, sehingga harganya pun akan disesuaikan. Meskipun ada kenaikan harga, tetap saja akan jauh lebih murah dibanding harus membeli panser dari luar negeri. "Harga dalam negeri ini cuma 60 persen dari harga impor, tetap lebih murah, mahal." katanya Panser produksi Pindad ini terdiri dari 12 subsistem, tiga di antaranya yakni engine, transmisi dan cooling pack harus diimpor dari Renault Perancis dan Jerman. Sisanya seperti body, suspensi, electrical, steering sampai senjata dibuat di dalam negeri.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News