JAKARTA. Semua orang, baik kaya maupun miskin, menghadapi dua risiko yang sama dalam kehidupan ini, yakni sakit dan mati. Seseorang boleh saja memiliki gaji ratusan juta rupiah saban bulan. Tapi, ketika sakit datang, ia tak bisa mengelak. Gaji dan kekayaannya juga belum tentu cukup membiayai pengobatannya. Urusan kapan ajal menjemput kita lebih misterius lagi. Satu jam lagi, sehari lagi, satu pekan dari sekarang, atau mungkin lima puluh tahun mendatang? Wallahualam, hanya Tuhan yang tahu. Masalahnya, ketika benar-benar datang, risiko sakit dan meninggal itu akan mengganggu perencanaan keuangan kita sebagai individu atau keluarga. Anda pasti sudah banyak mendengar kisah bagaimana sebuah keluarga yang dahulu kaya jatuh miskin karena harus membiayai anggota keluarga yang sakit kronis.
Pantang takut sakit dan mati!
JAKARTA. Semua orang, baik kaya maupun miskin, menghadapi dua risiko yang sama dalam kehidupan ini, yakni sakit dan mati. Seseorang boleh saja memiliki gaji ratusan juta rupiah saban bulan. Tapi, ketika sakit datang, ia tak bisa mengelak. Gaji dan kekayaannya juga belum tentu cukup membiayai pengobatannya. Urusan kapan ajal menjemput kita lebih misterius lagi. Satu jam lagi, sehari lagi, satu pekan dari sekarang, atau mungkin lima puluh tahun mendatang? Wallahualam, hanya Tuhan yang tahu. Masalahnya, ketika benar-benar datang, risiko sakit dan meninggal itu akan mengganggu perencanaan keuangan kita sebagai individu atau keluarga. Anda pasti sudah banyak mendengar kisah bagaimana sebuah keluarga yang dahulu kaya jatuh miskin karena harus membiayai anggota keluarga yang sakit kronis.