Pantau berita bursa saham di akhir pekan ini



JAKARTA. Menemani aktivitas anda di akhir pekan ini, kami menyajikan sejumlah berita bursa saham di halaman 3 Harian KONTAN edisi Sabtu (26/9), sebagai berikut.

Kewajiban Free Float

Tenggat pemenuhan kewajiban saham beredar di publik atau free float bagi emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin dekat. Pada awal tahun depan, seluruh emiten wajib memenuhi minimal 7,5% saham beredar. BEI mencatat, masih ada 13 emiten yang belum memenuhi ketentuan free float.


PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) adalah salah satu emiten yang wajib memenuhi ketentuan itu lantaran saham publik ADMF hanya 5%. Sementara PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) menguasai 95% saham ADMF.

Direktur Utama ADMF Willy S Dharma mengungkapkan, opsi penambahan saham beredar bisa dilakukan dengan rights issue atau divestasi pemegang saham mayoritas. Jika memakai opsi rights issue, tentu ADMF akan memperoleh dana segar. Tapi jika sang induk melakukan divestasi, maka pemegang saham yang mendapatkan uang. "Mungkin ada pilihan lain. Kami masih membahas secara internal," ujar dia, Selasa  lalu (22/9).

Emiten lain yang belum memenuhi aturan free float adalah PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR). Anak usaha Grup Sinarmas ini berusaha memenuhi ketentuan itu. Saham publik emiten perkebunan ini hanya 2,79% saham.

Manajemen SMAR tengah mengkaji penambahan jumlah saham beredar. Namun belum ada keputusan opsi mana yang bakal ditempuh. "Tergantung progress pembicaraan. Karena pasar sedang volatil," ujar Pinta Chandra, Investor Relation SMAR kepada KONTAN.

Nasib Saham Perikanan

Emiten perikanan bergerak bagaikan ombak. Saham para emiten pengelola hasil laut itu tampak berfluktuasi tinggi dan kini ikut hanyut bersama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Fokus maritim tampaknya tak banyak mempengaruhi kinerja saham-saham perikanan. Harga saham emiten sektor ini memerah jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu.

Kemarin, harga saham PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP) naik 7,14% ke posisi Rp 750. Emiten ini pernah mencapai posisi tertinggi di Rp 3.740 pada akhir Maret.

Saham PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk (DSFI) turun 1,44% ke Rp 137. Namun sejak awal tahun, saham DSFI telah memerah 30,5%. DSFI pun pernah menyentuh titik terendah di Rp 81 pada akhir April.

Saham PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) mentok di batas bawah Rp 50 sejak Juni. Sejak akhir tahun lalu, saham CPRO telah merosot 51,46%.

PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX)

  PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) menorehkan kinerja positif sepanjang separuh pertama tahun 2015. Perusahaan jasa pemboran ini mampu bangkit dari kerugian dan mencatatkan laba bersih US$ 37,9 juta.

Berdasarkan laporan keuangan semester I 2015 yang diterbitkan Jumat (25/9), APEX berhasil mencetak laba bersih US$ 37,9 juta. Padahal, di periode yang sama tahun sebelumnya APEX masih merugi bersih US$ 15 juta.

Melesatnya laba bersih emiten yang bergerak di bidang penyediaan jasa pemboran minyak, gas, dan panas bumi di darat maupun lepas pantai ini seiring dengan peningkatan pendapatan.

PT Astra Otoparts Tbk (AUTO)

Emiten grup Astra tampaknya kompak membagi-bagi dividen interim di tengah buruknya pasar modal. Paling anyar, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mengumumkan pembagian dividen interim Rp 10 per saham, Jumat (25/9). Dengan total saham beredar 4,82 miliar saham, artinya AUTO akan membagi dividen interim Rp 48,20 miliar.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Hugeng Gozali, Direktur Astra Otoparts mengungkapkan, AUTO akan membagi dividen interim untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2015. "Ini telah diputuskan dalam rapat direksi perseroan dan memperoleh persetujuan dewan komisaris perseroan," ungkap Hugeng.

Tanggal cum dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 30 September 2015. Sedangkan tanggal cum dividen di pasar tunai pada 5 Oktober 2015. AUTO akan membayar dividen ini pada 16 Oktober 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro